My ELF, I Love You!! (Part 14)

Forever KyuYeon

Author : Kyura a.k.a Meme

Main Cast : Lee Chaeyeon, Cho kyuhyun,  Lee Donghae

Other Cast :  SNSD members, Super Junior Members

Genre : Friendship, Romance, Family

 

Previous..

“Bagaimana bisa kebetulan seperti ini” gumam Jeonsuk meremas tangan Chaeyeon.

“Chaeyeon-ah” Donghae menyembulkan kepalanya dari balik tubuh Siwon dan tersenyum lembut.

Kyuhyun-pun melepaskan kacamatanya untuk memastikan bahwa yang ia lihat bukanlah hanya bayangannya saja. Dan memang benar. Gadis itu benar-benar Chaeyeon yang dengan sukses membuatnya membeku.Sementara Seohyun dan member SNSD lain juga menatap Chaeyeon terkejut bukan main.

“Perasaanku tidak enak” gumam Chaeyeon ditujukan pada Jeonsuk.

“Nado~”

***

Part 14

–          Tak seorangpun menyadari seperti apa takdir pada hidup mereka.. –

Semua orang saling bertatapan. Tidak terkecuali Seohyun dan member SNSD lainnya. Tak ada satupun dari mereka yang menyangka pada akhirnya akan bertemu seperti sekarang.

“Bagaimana bisa kebetulan seperti ini.. haha” Eunhyuk memecah keheningan semua, ia menghampiri Chaeyeon dan mengacak rambut gadis itu pelan. “Sayang sekali jika kita melewatkan liburan yang pasti sangat seru ini. Bukankah begitu?” lanjutnya dan menatap member Super Junior Juga SNSD dengan gummy smile-nya.

“Ah.. ne.. ne oppa” Chaeyeon meremas tangan Jeonsuk kuat dan tersenyum kikuk pada member Super Junior dan SNSD yang lain.

“Bagaimana mungkin kita bertemu dengan mereka disini. Ya! kau merencanakannya?!” tanya Chaeyeon pada Jeonsuk yang juga terlihat kebingungan.

“Aniya.. nado molla, Chaeyeon-ah—” gadis itu masih menatap gamblang hamparan biru di hadapannya, “Bagaimana aku bisa memberi tahu mereka bahwa kita akan pergi kemari, sedangkan bertemu dengan mereka secara langsung saja hanya satu kali” katanya lagi.

“Kau benar. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Cukup menganggap bahwa semua baik-baik saja. Tunjukkan pada mereka bahwa kau biasa saja”

“Lalu Kyuhyun?!” pertanyaan itu sontak membuat Jeonsuk terdiam dan terpaksa harus ikut berfikir keras.

“Abaikan saja dia untuk sementara waktu” jawabnya kemudian, “Atau sebagai obat penawar saat kau merindukannya. Aku tahu kau juga merindukan Kyuhyun oppa, kan—” Jeonsuk tertawa melihat ekspresi wajah Chaeyeon yang berubah.

“Yak.. kau ini!”

Member SNSD dan Super Junior berpencar menuju kamar masing-masing. Member Super Junior memilih kamar yang langsung berada di atas pantai karena suasananya sangat menyenangkan bagi mereka.

Mereka semua-pun berjalan dengan ceria menyusuri jalan setapak yang terbuat dari kayu untuk menuju kamar mereka. Hal yang membuat mereka merasa puas adalah saat menyadari bahwa mereka sedang berada di atas laut. Begitu juga kamar yang mereka tempati.

“Huwaaah—daebakk… sepertinya pemilik resort ini benar-benar memperhatikan detail keindahan laut” celetuk Sungmin.

“Eo, aku merasa seperti sedang berada di dalam drama..” timpal Heechul yang membuat semua tertawa.

“Arra—tidak biasanya kau bersemangat Heechul-ah.. haha” sindir Leeteuk dan langsung mendapat tatapan tajam dari Heechul.

“Mi—mian..” leader Super Junior itu tidak cukup kuat untuk bertahan dari tatapan membunuh Heechul yang terlempat untuknya.

“Kyu, kau senang?” tanya Siwon pada Kyuhyun yang sama sekali tak mendapat respon dari namja itu. “… Menyenangkan sekali bertemu dengan orang yang kau sukai, benar kan?”

Member Super Junior yang lain langsung menoleh dan menatap Siwon khawatir, seolah ia ingin menarik Siwon dari lingkaran Kyuhyun yang masih terlihat murung sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di Jeju. Ditambah kenyataan bahwa disini ia juga bertemu dengan gadis yang sudah mengosongkan otaknya beberapa hari ini. Bukankah itu takdir yang seharusnya baik?. Itulah yang dipikirkan Siwon

“Siwon-ah” bisik yang lainnya dengan bahasa isyarat, seolah memberikan kode pada siwon untuk menjauh sesegera mungkin.

“Kalian sengaja?” gumam Kyuhyun tiba-tiba yang dengan jelas terdengar oleh Siwon, , Shindong, Eunhyuk, Heechul, Leeteuk, Yesung, Sungmin, dan juga Ryeowook yang kebetulan berjalan tepat di depan dan di belakangnya. Ke-8 hyungnya itu pun menoleh dan menatap Kyuhyun penuh tanya.

“A-apa maksudmu, Kyu?” tanya Leeteuk tak mengerti.

“Apa?. Bukankah kalian sudah merencanakan ini. Membuat liburan ini seolah aku dan Chaeyeon bertemu secara tidak sengaja” jawab Kyuhyun yang menatap hyung-hyungnya itu dingin.

Semuanya saling bertatapan satu sama lain. Dalam situasi seperti ini, toh meskipun mereka mengatakan ‘tidak’-pun pasti dongsaengnya itu sulit untuk percaya.

“Demi Tuhan, kami sama sekali tak tahu bahwa Chaeyeon juga berlibur kemari, Kyu” jelas Eunhyuk mewakili mengingat ia-lah yang mengajukan ide liburan ke pulau Jeju ini pada manajemennya..

“Terserah kalian saja.”

Kyuhyun menghembuskan nafasnya perlahan dan berjalan mendahului Leeteuk dan yang lainnya yang masih terdiam di tempat mereka masing-masing.

“Aihh.. bagaimana bisa seperti ini. Bukankah kita datang kemari untuk melupakan semua masalah, kenapa justru menambah masalah” keluh Yesung diikuti anggukan Leeteuk, Eunhyuk, dan Ryeowook.

“Eunhyuk-ah, benarkah kau tidak tahu bahwa Chaeyeon kemari?” tanya Heechul.

“Jinjja, hyung—aku benar-benar tidak tahu.. apa kau tidak melihat ekspresi kagetku tadi saat melihatnya. Dan gadis disamping Chaeyeon itu—aihh… ternyata dia cantik juga”

“Yak, Lee Hyukjae!!”

Donghae yang baru tiba berjalan menghampiri ke-8 member tersebut. “Ada apa, Hyung?” pertanyaan Donghae sukses menyadarkan ke-8 anak manusia itu ke alam nyata mereka.

“Oh, Donghaa-ah.. ani..kenapa kau lama sekali?” tanya Yesung.

“Ah—aku hanya melihat dimana kamar Chaeyeon dan temannya” jawab Donghae. “Apakah terjadi sesuatu?. Oh—dimana uri Kyuhyun?”

“A-aniya.. kajja kita ke kamar dan membereskan barang-barang kita, Kyuhyun pergi lebih dulu karena ingin segera beristirahat” ajak Leeteuk pada yang lainnya. Donghae hanya diam dan menganggukkan kepalanya mengerti, kemudian mengikuti kata-kata Leeteuk menuju kamar masing-masing.

oOo

Lee Chaeyeon’s POV

Sejak siang tadi aku hanya berkeliling pantai bersama Jeonsuk. Hanya tidak ingin kembali ke hotel dan bertemu dengan mereka. Sayangnya Jeonsuk harus pergi ke salah satu musium di pulau ini untuk melakukan penelitian. Hahh—Sial sekali aku, mencoba menghindar tapi akhirnya bertemu. Aku rasa ini takdir, dan jika ini memang takdir, aku sangat ingin waktu diperpendek. Sudah itu saja.

Kenapa Jeonsuk lama sekali?. Aku sudah menunggunya disini sejak 1 jam lalu. Aku tahu, sebenarnya dia kemari karena ada tugas kuliah, tapi tidak ada salahnya aku ikut meskipun pada akhirnya aku sedikit menyesal karena masih harus bertemu dengan Cho Kyuhyun dan Seohyun.

“Jogiyo~”

Aku mendongak dan menatap seorang namja yang berdiri di sampingku dengan kacamata hitamnya.

“Ne?”

“Bisa meminta tolong sebentar?” tanyanya. Aku mengangguk.

“Bisa tolong memfotokan-ku disini. Aku tidak bisa berfoto sendiri dan aku ingin memperoleh background yang bagus.”Jelasnya.

“Ah, tentu saja” aku berdiri dan meraih kamera hitam yang ada di tangannya dan bersiap menjepretkannya.

“Hana..dul..set!”

‘CKREKK’

“Bisakah sekali lagi?” tanyanya. Aku mengangguk.

“Tentu saja” jawabku.

“Hana..dul..set~”

Selesai. Namja itu sedikit berlari menghampiriku dan tersenyum.

“Gamsahabnida” katanya sambil membungkukkan sedikit badannya.

“Ne, cheonmanheyo~”

Aku menyerahkan kamera miliknya saat tiba-tiba ponselku bergetar.

1 message received

–          From : Jeonsukie –

‘Chaeyeon-ah, mian tapi sepertinya aku terlambat, kau bisa kembali sendiri kan?, atau aku minta seseorang untuk menjemputmu?’

Aihh… bocah ini~. Kenapa tidak mengatakan sejak tadi.

–          To : Jeonsukie

‘Gwaenchan, aku bisa kembali sendiri. Lagipula aku tidak berbelanja banyak’

‘SEND’

Aku mendongakkan kepalaku bermaksud untuk pamit pada namja tadi, tapi sayangnya aku tidak lagi melihatnya di depanku. Cepat sekali dia pergi. Hah~ sudahlah. Kuputuskan untuk segera kembali ke hotel karena hari sudah mulai gelap.

Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Sepi sekali disini, liburan macam apa seperti ini. Sepi.. jika pada akhirnya aku hanya bisa bermain dengan laptopku, untuk apa aku jauh-jauh kemari.

‘Tokk…Tokk’

“Nugu?” sahutku, namun tak ada jawaban.

“Siapa?. Apa Jeonsuk?. Kenapa dia mengetuk pintu” kuputuskan untuk melihat siapa yang datang, kuraih kardigan putihku dan berjalan menuju pintu.

‘Omo!’

“Annyeong, Chaeyeon-ah~”

“Donghae oppa!?” huwaaa.. akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Donghae oppa.

“Kenapa sepi sekali?. Kau sedang tidur?” tanyanya.

“Aniya, aku hanya menunggu Jeonsuk kembali. Jadi aku hanya mencari sedikit kesenangan” kataku sambil mengedikkan kepalaku ke dalam kamar, tepatnya pada laptopku yang terbuka di atas tempat tidur.

“Jadi Jeonsuk-ssi belum kembali?” tanyanya, aku menggeleng, “Bagaimana jika kita jalan-jalan?. Pemandangan malam disini sangat indah” lanjutnya.

“Jeongmal?”

Sepertinya tidak ada salahnya aku menerima tawaran Donghae oppa, lagipula aku tidak tahu kapan Jeonsuk akan kembali. Dan pasti saat kembali nanti aku juga tidak akan bisa pergi kemana-mana.

“Baiklah, setuju!. Aku akan mengunci pintu kamarku sebentar” Jeonsuk-ah, bye..

“Kajja!” ajaknya. Aku tersenyum dan mengikuti langkahnya.

Benar apa yang dikatakan Donghae oppa. Pemandangan malam disini sangat indah. air lautnya yang hitam pekat seolah berkerlip-kerlip akibat pancaran cahaya rembulan. Andai saja Kyuhyun yang menemaniku sekarang pasti—. Mwo!. Apa-apaan aku ini, kenapa aku memikirkannya di saat seperti ini.

“Kau suka?” eh?. Aku menoleh pada Donghae oppa yang tersenyum lembut padaku.

“Ah, benar, ini sangat indah..”

“Sudah lama kita tidak bertemu. Aku bahkan hampir melupakan wajahmu” katanya. Aku hanya tersenyum canggung.

“Sepertinya oppa harus menyimpan fotoku agar tidak melupakan wajahku” jawabku. Dia tersenyum dan menatapku dalam. Ada apa lagi dengannya?, bagaimana bisa aku selalu dikelilingi orang – orang yang ahli sekali membuat jantungku berolahraga tanpa perintah.

“Bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“Ne, oppa. Apa?”

“Berita itu.. apakah benar kau-”

“Aku baik-baik saja, oppa.. itu hanya kejutan di hari ulang tahunku” potongku. Hanya tidak ingin membuat satu orang lagi merasa khawatir padaku.

“Hahaha.. daebak.. aku bahkan belum mengatakan apapun kau sudah bisa menebak berita apa yang akan aku tanyakan” katanya sambil menepukkan kedua tangannya.

“Hanya merasa semua orang yang melihatku pasti akan menanyakan itu saja”

“Tidak, aku rasa kau cocok menjadi.. umm—peramal mungkin?. Hahaha ”Donghae oppa mengacak poniku.

“Ya, oppa~!!. Aku bukan anak kecil!!!” keluhku. Kenapa oppa-deul suka sekali mengacak rambutku. Apakah rambutku terlihar seperti handuk. Dasar, menyebalkan..

Donghae oppa tertawa  kecil, membuatku sedikit lupa apa yang telah terjadi. Tatapannya begitu hangat kali ini. Melihat wajahnya mampu membuatku befikir bahwa aku tidak perlu meminta perlindungan pada siapapun karena sepertinya Donghae oppa selalu menjadi pelindungku. Dia selalu berhasil membuatku merasa membaik saat berada dalam keadaan buruk sekalipun.

“Kita duduk disana?” aku tersadar dan menatap telunjuknya. Tanpa ragu aku mengangguk. Tapi betapa terkejutnya aku ketika ia menyelipkan jari-jarinya diantara jari-jariku, aku mendongak menatapnya sedikit terkejut.

“I..ini..”

“Bukankah ini lebih baik” katanya yang membuatku tertegun, “Berjalan di tempat seperti ini berdua harusnya kita seperti ini, bukan?” lanjutnya. Ya Tuhan, kenapa..

“Bukankah begini lebih baik?, hahh~ berjalan di tempat seperti ini berdua harusnya kita melakukan hal ini”

Tiba-tiba kejadian bersama Kyuhyun itu melintas di pikiranku dan membuatku tertegun sesaat.

“Wae?. Kau tidak suka?” tanya Donghae oppa tiba-tiba.

“Aniya, oppa.. gwaencanha. Tapi sepertinya seperti ini lebih nyaman..” aku melepaskan tangannya dan kembali melakukannya, hanya saja kali ini aku tidak mengaitkan jari-jariku padanya, hanya menggenggam tangannya saja. Ia menundukkan kepalanya menatapku saat aku mendongak. Ia hanya tersenyum kecil.

“Begini lebih baik” kataku. Kutarik tangannya menuju bangku panjang yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri dengan sedikit berlari.

“Bagaimana bisa kita kebetulan berada di tempat yang sama seperti ini disaat aku ingin sekali bertemu denganmu” aku terdiam, “Apakah ini takdir”.

“Umm..mungkin” ya, aku rasa juga begitu, hanya saja ini takdir terburukku.

“Ini pertama kalinya kita bersama seperti ini—” kata Donghae

“Ne, wae?. Oppa ingin malam ini menjadi terakhir kalinya kita bertemu?” goda Chaeyeon.

“Mwoya— aku ingin bertemu denganmu setiap hari. Esok.. keesokan hari.. keesokan harinya lagi.. dan hari-hari setelahnya..” jawab Donghae tersenyum.

“Haha.. oppa bisa melakukannya di dalam mimpi. Ahh—malam ini dingin sekali”

Kakiku dingin.. aku rasa aku salah memakai kostum mala mini. Dress-ku tidak cukup panjang untuk menghangatkan dari angin laut malam ini. Aku mendongak dan menatap Donghae oppa yang sibuk melepas kardigan yang dikenakannya.

“Pakailah, jangan membiarkan kakimu gemetar seperti itu..” sindirnya yang melihat kakiku yang memang sedikit bergetar.

“Haha.. malam ini memang sedikit dingin” aku meringis padanya yang sekarang membalikkan tubuhnya menghadapku.

“Aku ingin mengatakan sesuatu, sekaligus menanyakan sesuatu sekali lagi..” Donghae oppa menatapku, kali ini tatapannya terlihat serius.

“Ne?. Apa itu?”

“Aku..sebenarnya, aku sudah sangat lama ingin mengatakan ini. Tapi aku rasa aku tidak pernah memiliki waktu untuk melakukannya. Sebenarnya aku.. bisakah aku mengatakan ini padamu?”

“Tentu saja oppa, katakana saja..”

“Saranghae..” lirih Donghae yang kontan membuat Chaeyeon ternganga dan membelalakkan matanya.

“Seolma.. (tidak mungkin)” gumamnya begitu lirih.

“Aku tahu, aku sangat tahu bahwa ini memang aneh. Tapi sejak pertemuan pertama kita di mini market itu aku entah kenapa aku selalu terpikir bahwa kita akan bertemu lagi. Dan ternyata takdir memang menghendaki.” Kata Donghae. Chaeyeon masih tak mampu menjawab pernyataan tersebut.

“Aku tidak memintamu untuk menjawabnya, Chaeyeon-ah.. karena entah kenapa perasaanku mengatakan bahwa kau memiliki rasa pada Kyuhyun.” Suara Donghae melemah dan terdengar putus asa. “Harusnya aku tidak melakukan ini dan bersikap egois. Tapi aku hanya manusia biasa dan tak bisa menolak perasaanku sendiri. Bisakah aku mendapatkan hak yang sama seperti yang Kyuhyun miliki?”

“Oppa—”

“Tenanglah, aku tidak akan membuatmu merasa bingung.” Donghae mendekatkan dirinya pada Chaeyeon dan menggenggam tangan gadis itu.

“Tapi, kenapa oppa melakukan ini.. harusnya—”

“Arra.. aku seharusnya tidak memiliki perasaan ini. Apakah aku salah jika memiliki perasaan ini padamu?. Kau membuatku memilikinya, Lee Chaeyeon”

“Kau ingat pertemuan pertama kita 2 tahun lalu di bandara itu?. Aku menemukan kalungmu dan setelah sekian lama kita bertemu kembali dan menjadi begitu akrab. Andai saja saat itu kita memiliki kesempatan untuk berkenalan dan dekat, pasti semuanya tidak akan serumit ini”

Chaeyeon menatap Donghae sendu, “Oppa—harusnya oppa mengatakan semuanya sejak awal. Jadi inikah alasan kenapa kalian selalu menjauh satu sama lain—” gumam Chaeyeon tertuju pada Donghae dan Kyuhyun yang memang tak ada disana.

“Ani, kami tidak menjauh. Apakah kau tidak tahu bahwa jadwal pribadiku juga sangat padat. Haha.. kami memiliki personal schedule yang memungkinkan kami untuk tidak saling bertemu satu sama lain, Chaeyeon-ah.. bukan karenamu” Donghae menatap gadis di hadapannya itu dengan tatapan bersalah.

Chaeyeon menyipitkan mata dan menatap Donghae penuh selidik, “ Kenapa melihatku seperti itu?. Haha.. kau membuatku gugup. Dengar, kami memang tidak selalu berada di dalam dorm, lihatlah Siwon, dia juga jarang sekali bergabung karena jadwalnya yang juga padat.. lagipula aku selalu menyempatkan untuk pulang ke dorm meskipun malam..haha..”

Memang apa yang dikatakannya benar, tapi Chaeyeon juga tidak salah, karena apa yang gadis itu katakan juga benar. Dia adalah alasan kedua kenapa Donghae selalu menghindar dari Kyuhyun dan jarang berada di dalam dorm bersama yang lainnya saat mereka berkumpul bersama seperti dulu.

“Sejujurnya, kami memang telah berkomitmen untuk tidak menyukai gadis yang sama. Tapi semua tidak ada yang tahu, tak ada seorangpun yang tahu seperti apa yang akan terjadi pada kita kelak. Tapi, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Aku akan selalu berada di sampingmu, kapanpun kau mengatakan’iya’ aku akan selalu membuka hatiku untuk kau isi karena memang hanya kau yang bisa mengisinya.”

Chaeyeon terdiam dan semakin merasa bersalah pada pengakuan Donghae. Donghae mendekatkan wajahnya pada Chaeyeon, semakin dekat.

“Oppa—”

‘Chu-’

‘Chu-‘

Sebuah kecupan lembut mendarat di pelipis mata kanan dan kiri Chaeyeon.

“Aku tidak ingin melihat mata ini menatapku seperti itu. Menatapku bingung dan terlihat aneh. Aku juga tidak ingin melihat mata ini mengeluarkan airmata. Jadi jangan melanggarnya atau aku akan melakukannya lagi” canda Donghae tapi mampu membuat Chaeyeon berdebar hebat.

Donghae menarik lembut tubuh Chaeyeon ke dalam pelukannya tanpa seizin sang pemilik tubuh. “Biarkan seperti ini sebentar saja, aku ingin merasakan apa yang sedang kau rasakan” bisik Donghae tapi Chaeyeon sama sekali tak bergerak ataupun membalas pelukannya.

Kini mereka berdua dapat dengan jelas merasakan debaran jantung mereka masing-masing yang berpacu lebih cepat dari debaran normalnya. Tanpa mengatakan sepatah katapun Donghae melepaskan pelukannya.

“Mianhaeyo karena aku—”

oOo

Author’s POV

Kyuhyun keluar dari kamarnya bermaksud untuk mencari udara segar. Tapi pandangannya terusik pada dua sosok yang baru saja berjalan menjauh beberapa meter darinya. Dari belakang dengan jelas Kyuhyun tahu bahwa kedua orang tersebut adalah Donghae dan Chaeyeon.

Dengan segera Kyuhyun menutup pintu kamar hotelnya dan memakai jaket. ia berjalan cepat mengikuti Donghae dan Chaeyeon yang berjalan dengan santai menuju ke arah pantai. Kyuhyun merapatkan topi yang menutupi kepala dan seperempat wajahnya. Bukan karena tidak ingin dilihat fans, tapi ia tidak ingin dua orang yang tengah asik mengobrol di depannya itu menyadari bahwa ia tengah mengikuti mereka.

Dengan sangat jelas terukir raut kesal Kyuhyun melihat kebersamaan Donghae dan Chaeyeon. Melihat bagaimana cara Donghae memandang gadis itu, mengacak rambutnya dengan sangat lembut, dan mengaitkan jemarinya pada jemari tangan Chaeyeon. Yang Kyuhyun tahu, gadis berambut panjang itu merespon semua yang Donghae berikan dengan sangat baik.

Dan kenyataan itu membuat dirinya ingin menghampiri kedua orang tersebut dan menarik Chaeyeon dalam pelukannya. Mengatakan pada hyungnya itu bahwa gadis yang sedang bersamanya adalah miliknya seorang. Meskipun hal tersebut tidak mungkin terjadi dan justru membuat langkahnya memberat bahkan untuk sekedar melangkah pergi dari tempatnya saat ini.

“Annyeonghaseyo, oppa.. Chaeyeon-ssi..”

Chaeyeon dan Donghae sontak menoleh mendengar suara lembut seseorang yang ternyata sudah berdiri di belakangnya. Seohyun. Chaeyeon menatap kaget member SNSD tersebut dan berusaha tersenyum padanya se-natural mungkin. Sementara Donghae tidak melanjutkan kata-katanya.

“A-annyeonghaseyo, Seohyun-ssi~”

“Oh, Seohyun-ah, ada apa?” tanya Donghae. Seohyun berjalan mendekat sehingga membuat Chaeyeon dan Donghae berdiri dari bangku yang mereka duduki.

“Itu.. Bisakah kita berbicara sebentar saja?” tanya Seohyun. Donghae dan Chaeyeon saling berpandangan sesaat.

“Tentu, kalau begitu aku akan kembali lebih dulu..” Chaeyeon meraih ponselnya yang ia letakkan di atas bangku dan bermaksud kembali ke hotel.

“A-aniya.. maksudku, aku ingin berbicara berdua denganmu, Chaeyeon-ssi” cegah Seohyun yang menyadari ketidak mengertian Chaeyeon, mendengar hal itu Chaeyeon terdiam sesaat merasa tidak enak.

“Ah.. denganku.. baiklah tapi..” Chaeyeon menatap Donghae sekilas, “Bagaimana dengan..”

Donghae mengerti dan memberikan mereka berdua waktu untuk berbicara, ia-pun berlalu pergi meninggalkan kedua gadis itu. “Aku akan pergi terlebih dahulu, kalian.. kalian tidak apa kan?” potong Donghae diikuti gelengan kepala Chaeyeon dan Seohyun.

“Baiklah, aku pergi. Jika ada sesuatu, hubungi aku, arraseo..”

“Ne~” Jawab kedua gadis itu bersamaan.

Sepeninggal Donghae, Chaeyeon dan Seohyun masih berdiri di tempat mereka. tak ada satupun dari mereka yang berusaha mengatakan sepatah kata-pun. Hanya suara deburan ombak yang terdengar sangat jelas di telinga mereka berdua.

“Ah.. anja? (duduk?)” tawar Chaeyeon.

“Ne—” Seohyun-pun menerima tawaran Chaeyeon dan ikut mendudukkan dirinya di atas bangku.

Detik demi detik berlalu, tak ada yang membuka suara sama sekali. Hanya deburan ombak yang terdengar begitu jelas memecah keheningan. Kedua gadis itu masih bergulat dengan fikiran mereka masing-masing.

“Maafkan aku- ” lirihan Seohyun terdengar jelas oleh Chaeyeon yang langsung menolehkan kepalanya.

“Ne?”

“Karena memintamu untuk menjauhi Kyuhyun oppa” lanjutnya.

“Aniya.. tidak apa-apa. Lagipula memang benar, harusnya aku tidak selancang itu dekat dengan Kyuhyun. Andai saja aku tidak datang ke Seoul dan bertemu dengan ahjussi, aku juga tidak akan bertemu dengan Kyuhyun dan membuatnya jauhdarimu”

“Kau salah.. dia tidak pernah mempedulikanku—” potong Seohyun yang membuat Chaeyeon terdiam, “Sama sekali” katanya melanjutkan.

Seohyun berusaha mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Chaeyeon yang menatapnya penuh tanya.

“Harusnya aku sadar, bahwa Kyuhyun oppa tidak akan pernah melihatku. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu pada gadis lain termasuk padaku. tapi tidak saat ia berada di dekatmu, Chaeyeon-ssi.”

Chaeyeon masih diam dan menatap dalam Seohyun yang duduk di sampingnya. Kali ini magnae SNSD itu menatap lurus ke arah pantai.

“Caranya berbicara denganmu, menatapmu, memperhatikan setiap gerak-gerikmu, ekspresi kesalnya saat melihatmu bersama dengan namja lain. Semuanya sangat berbeda. Dan aku tidak pernah melihatnya melakukan hal itu pada siapapun kecuali dirimu” jelas Seohyun panjang lebar. “Aku benar-benar merasa bodoh.. aku iri melihat semua itu”

“Apa yang kau inginkan?” hanya kata itu yang mampu meluncur dari bibir Chaeyeon.

“Kau bertanya padaku apa yang aku inginkan?. Tentu saja aku menginginkan semuanya. Semua yang kau dapatkan darinya. Perhatiannya, semua yang sudah ia berikan padamu termasuk cintanya. Aku tidak menyukai setiap kata yang keluar dari bibirnya untukmu, aku tidak suka dan aku membenci semua cara yang dilakukannya untukmu. Aku membenci semua itu..” suara Seohyun mulai terdengar serak, “Tapi mian.. karena aku tidak bisa melepaskan perasaanku begitu saja dan membiarkannya bersamamu. Sama sekali tidak bisa. Dan tidak akan pernah” imbuh Seohyun yang dengan sukses membekukan Chaeyeon.

Gadis itu beranjak dari duduknya tanpa sedikitpun menoleh pada Chaeyeon. Ada rasa kesal dalam diri Chaeyeon saat mendengar semua ucapan Seohyun. Entah keberanian darimana yang mampu membuatnya ikut berdiri dan mencegah langkah Seohyun dengan menarik lengan gadis itu kasar.

“Tunggu!” Seohyun menghentikan langkahnya tanpa berbalik.

“Jika kau hanya ingin mengatakan itu, harusnya kau tidak perlu memintaku melakukan semua yang kau inginkan. Karena aku—” kata Chaeyeon menggantung.

“Aku seharusnya membuat Kyuhyun melupakanku dan melihatmu. Harusnya aku sendiri yang akan memastikan itu. Seohyun-ssi.. Tapi sayangnya, saat ini aku tidak bisa melakukan seperti yang kau inginkan. Karena aku juga ingin memilikinya..”

Air mata Seohyun sudah tidak terbendung, meskipun Chaeyeon tak tahu bahwa gadis itu menangis, namun getaran tubuhnya cukup untuk menunjukkan bahwa pertahanan gadis itu mulai runtuh. Ia berlalu pergi meninggalkan Chaeyeon yang masih mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya sendiri.

“Mianhae..Izinkan aku egois untuk kali ini saja..” gumam Chaeyeon mulai meneteskan airmatanya.

Meanwhile…

‘Brakk’

“Eish!, gadis itu memang benar-benar membuatku frustasi!” Kyuhyun membanting pintu kamar hotelnya dan membuat Sungmin yang tengah bermain dengan ponselnya di atas sofa langsung terduduk kaget karena ulah Kyuhyun.

“Waegurae!?” tanya Sungmin yang tak mengerti dan segera memungut ponsel yang sempat terjatuh karena keterkejutannya menerima kedatangan Kyuhyun yang tiba-tiba.

“Jangan bertanya apapun” Kyuhyun yang tahu arti tatapan Sungmin hanya mengabaikan hyung-nya itu dan terduduk di atas tempat tidunya gusar.

“Kau darimana saja?” tanya Sungmin sekali lagi tak menyerah.

“Ah molla!. Ya!, hyung. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Cih!. Bahkan gadis itu benar-benar mengabaikanku sekarang” rutuk Kyuhyun kesal. “Aku bahkan tidak tahu dimana letak kesalahanku sampai dia memutuskan untuk mengabaikanku seperti ini”

“Dan dia berkencan dengan Donghae hyung” batin Kyuhyun.

“Kau ini bicara apa!?. Cih, sekarang kau baru sadar bahwa kau harus mengungkapkan kekesalanmu. Kemana saja kau beberapa hari ini, apa dinding es-mu sudah runtuh” sindir Sungmin yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun.

“Wae?. Kenapa menatapku seperti itu—”

“Sebenarnya, saat itu dia tiba-tiba mengatakan bahwa dia tidak mencintaiku dan menginginkan semuanya berakhir. Aku bahkan belum memulai apapun dan dia membuat alasan yang sangat menyudutkanku. Bisakah aku percaya bahwa fans adalah alas an yang tepat?.Aku benar-benar frustasi menghadapinya. Dan sekarang dia pergi bersama Donghae si ikan kakap itu!. Yeishh!” Kyuhyun menggertakkan giginya membuktikan betapa kesalnya ia saat ini sementara Sungmin hanya terkekeh dan menertawakan sikap Kyuhyun, sebuah respon yang sangat baik menurutnya.

“Mwoya~!, mengatakan tidak mencintaimu?.ya! lagipula kau saja yang terlalu yakin dan percaya diri bahwa Chaeyeon juga mencintaimu. Kau mengatakan frustasi tapi kau bahkan tidak bisa mengatakan apapun pada Chaeyeon. Dengar, bukankah kau yang membuat hidupnya merumit sekarang?. Aigoo, kau bahkan tidak sadar bahwa banyak sasaeng fans dan haters yang sedang mencari-cari kesalahanmu dengan memanfaatkan kedekatanmu dengan Chaeyeon. Gadis itu bisa saja mati berdiri karena ulahmu, Cho Kyuhyun—harusnya dialah yang tersudut..” berondong Sungmin dengan tuduhan-tuduhan yang semakin menyudutkan Kyuhyun.

Kyuhyun mendongak dan mengarahkan tatapan tidak suka-nya atas perkataan yang baru saja terlontar dari bibir Sungmin. “Ya, hyung!. Sebenarnya kau ini mendengarkan ceritaku atau menyidang-ku. Sudah kukatakan aku akan melindunginya, apakah aku harus membawanya bersamaku kemanapun aku pergi agar tidak ada orang yang menyakitinya?. Dia itu tidak seperti gadis lainnya, hyung~~ Dia bisa saja membuatku terpesona atau justru membunuhku di detik yang sama.”

Untuk kesekian kalinya Sungmin tertawa mendengar ucapan Kyuhyun, Sungmin memang satu-satunya member Super Junior yang tidak pernah menganggap serius masalah Kyuhyun karena ia sangat mengenal dongsaengnya itu dengan baik.

Sungmin merasa tidak pernah bisa menanggapi sikap Kyuhyun yang selalu berubah-ubah karena jiwa iblis yang ada pada diri namja itu cepat sekali datang dan menghilang meskipun terkadang namja itu bisa bersikap selembut kapas dan sangat manja, tapi ia juga mampu berubah sangat menyeramkan diwaktu yang sama. Hanya saja, saat Kyuhyun benar-benar memasang wajah seriusnya di depan Sungmin, mau tidak mau namja itu juga harus mengikuti alur Kyuhyun yang terlihat begitu dingin atau tak jarang justru rasa takut yang muncul.

“Aku hanya memberikan dukungan padamu. Kyuhyun-ah~, setidaknya katakana atau tanyakan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Pasti ada hal lain yang mendalangi ini semua. Oh!, bukankah tadi kau mengatakan dia sedang bersama Donghae?” kali ini Sungmin mulai terlihat serius dengan kata-katanya.

“Eo, aku mengikuti mereka sejak gadis bodoh itu keluar dari kamarnya”

Sungmin membetulkan posisi duduknya dengan tangan yang menopang dagu dan alis yang terangkat sebelah. “Hemm…Donghae, ya?. Atau mungkin mereka?”

“Mereka apa!” potong Kyuhyun cepat sebelum hyungnya itu melanjutkan kata-katanya.

“Kenapa kau terus mengagetkanku!. Aku kan hanya menduga saja” jawab Sungmin.

“Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu, hyung!. Berhentilah berpikir seperti itu, dia milikku—”

“Mwoya..!. kau memulai lagi—!”  sindir Sungmin. “Humm.. tapi aku merasa ada yang aneh dari Donghae..” lanjut namja itu

“Apa itu?” Sungmin hanya mengedikkan bahunya karena tak tahu harus menjawab apa.

Next morning..

“Yeoboseyo?. Eo, benar ini kamar kami… ne?, pagi ini?….arraseo….ne….”

Jeonsuk menutup telepon yang tersedia di atas meja di kamar hotelnya dan Chaeyeon. Ia mengernyitkan dahi saat Chaeyeon keluar dari kamar mandi, membuat Chaeyeon menatapnya bingung.

“Wae?” tanyanya.

“Tidak, baru saja Siwon oppa menelepon. Oppadeul mengajak kita bermain di pantai. Kau setuju?” tanya Jeonsuk hati-hati. Ia tahu bahwa sahabatnya itu tidak sedang dalam keadaan yang baik.

“Tentu saja..” jawab Chaeyeon yang beranjak menuju tempat tidurnya untuk menutup laptopnya yang terbuka, Jeonsuk terlihat terkejut dengan jawaban gadis itu.

“Geurae~ sepertinya kau sudah membaik. Dan-”

Chaeyeon-pun menoleh dan memasang wajah polosnya. “Apa?” tanyanya.

“Sepertinya dalam waktu semalam kau sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 600 foto dalam satu folder” sindir Jeonsuk tiba-tiba. Sontak Chaeyeon mengernyitkan keningnya yang kemudian membelalakkan kedua matanya dalam menit yang berselisih sepersekian detik.

“Mwo!?” Chaeyeon terlihat gelagapan, “Mwohaneungeoya~ aku tidak mengerti-”

“Foto Super Junior… ah tidak, sepertinya lebih pantas menyebutkan folder foto Cho Kyuhyun. Ya, jadi sekarang kau menjadi ELF?. Sparkyu!?” kata Jeonsuk yang semakin membuat wajah Chaeyeon memerah padam.

“Mwoya!, aku hanya.. tidak, untuk apa aku menjadi ELF, lagipula apa itu Sparkyu aku tidak tahu” dusta Chaeyeon meneguk segelas air mineral yang ada di atas meja. Ia memang sebenarnya tahu apa yang sedang dibicarakan Jeonsuk.

“Eih- selalu saja mengelak… Sepertinya sebentar lagi akan ada pengakuan” Jeonsuk terkekeh kecil. “Pengakuan cinta- ‘Kyuhyun-ah, saranghae~~’” goda Jeonsuk yang langsung tertawa terbahak walau hanya sekedar membayangkannya.

“Ya, Han Jeonsuk!. Kau mau mati!?”

Pagi itu, setelah setelah melewati perang dengan Jeonsuk dan merapikan kamar juga menikmati sarapan, Chaeyeon keluar dari kamarnya menuju balkon belakang dengan iPod ditangan dan headset yang terpasang pada kedua telinganya. Gadis itu terlihat sangat menikmati udara pagi pulau Jeju yang berpadu dengan alunan music yang keluar dari benda silver yang dia genggam.

Hanya berbatas satu kamar adalah kamar hotel Kyuhyun dan Sungmin, gadis itu bahkan tak menyadari bahwa ada seseorang yang sejak tadi berdiri di balkon kamar yang tak seberapa jauh darinya itu terus mengawasi gerak-geriknya. Berdiri beberapa lama, Kyuhyun terlihat sangat menikmati pemandangan segar yang mengindahi pagi-nya itu hingga ia memutuskan waktu itu terlalu lama untuk sekedar membeku dan mengawasi sosok yang dipujanya tersebut.

Ponsel Chaeyeon berbunyi dan terus bergetar di atas meja. Ia langsung meraihnya dan menerima panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menelepon.

“Ah.. ne—jadi semuanya sudah siap?. Hmm.. ne.. secepatnya aku akan pergi kesana.. baiklah.. terima kasih ajumma..”

Chaeyeon mendudukkan dirinya dan mendesah berat, ada perasaan aneh yang mengganjal di hatinya. Gadis itu melepaskan headset yang tersisa dan menutupi telinga kirinya lalu menoleh dan telah menemukan Kyuhyun berdiri di balkon kamarnya. Ia sempat terkejut beberapa detik yang cukup singkat tapi gadis itu terlalu pandai menyembunyikan setiap ekspresi yang terungkap dari wajah eloknya.

“Oh!?”

“Boleh aku masuk?”

Chaeyeon tersadar dan berdeham kecil, terlihat raut canggung tersirat di wajahnya. Ia mempersilahkan Kyuhyun untuk duduk tapi namja itu memutuskan untuk berdiri dengan alasan ingin menikmati pemandangan laut.

“Kau-”

“Chaeyeon-ah!, kau sudah siap?, kajja kita-”

Suara nyaring Jeonsuk berhasil membuat Kyuhyun terdiam tidak melanjutkan kata-katanya. Mereka berdua menoleh dan menatap gadis yang berdiri canggung di ambang pintu itu.

“A-ah… mian, aku tidak tahu jika oppa…”

“Gwaencanhayo, Jeonsuk-ssi”

“Ah tentu saja!” Chaeyeon berdiri dan menjawab pertanyaan Jeonsuk yang sudah hampir terlupakan oleh Jeonsuk. “Kajja kita pergi, Eunhyuk oppa dan Siwon oppa mengajak kita untuk bermain di pantai. Ehm..apakah..kau ingin pergi bersama?” Tanya Chaeyeon pada Kyuhyun yang langsung menatapnya setelah mendengar kalimat pertama untuknya yang keluar dari bibir gadis itu.

“Ya, tapi aku ingin mengatakan sesuatu sebelum pergi. Padamu..” Kyuhyun menoleh pada Jeonsuk seolah memberi isyarat pada gadis itu untuk segera pergi. “Hanya berdua”

“Ahh~ arraseo, Chaeyeon-ah aku akan bersiap terlebih dulu”

Jeonsuk yang mengerti memberikan kedua anak manusia itu privasi untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah mereka yang terlihat rumit.

“Apakah tidak ada yang ingin kau katakana padaku?” Tanya Kyuhyun jelas.

“Aniya.. eobseo..” tidak ada. Hanya itu jawaban yang keluar dari bibirnya. “Ah, ba-bagaimana keadaanmu?. Aku dengar kau-”

“Buruk” potong Kyuhyun membuat Chaeyeon mengangguk. “Dan sepertinya kau bahkan tidak menyadari bahwa aku memburuk karena ulahmu.” Lanjutnya.

“A-aku?. Kenapa aku?. Ya!, kau saja yang terlalu lemah” kata Chaeyeon membela diri.

“Sepertinya keadaan semakin membaik” hening seketika. Chaeyeon menyadari situasi yang terjadi. Ia tersenyum miris tanpa disadari Kyuhyun.

“Aku benar-benar terlihat seperti gadis bodoh. Terjebak dalam permainanmu dan hanya bisa terpuruk seolah tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan saat ini. Sudah kukatakan padamu bahwa aku tidak bisa melanjutkan semua ini, berbohong pada semua orang seperti ini. Kau hanya perlu menganggap semuanya tidak pernah terjadi dan semua akan benar-benar baik-baik saja” gumam Chaeyeon panjang lebar.

Kyuhyun hanya mendesah perlahan, tapi terdengar sangat berat dan frustasi. “Kenapa kau tiba-tiba membahas ini?” Kyuhyun menoleh pada Chaeyeon yang juga menatapnya bingung.

“Ne?!”

“Padahal aku sudah melupakan itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Atau jangan-jangan kau selalu memikirkannya selama ini?” jelasnya.

Seolah waktu terhenti pada detik itu, Chaeyeon hanya terdiam dan menatap gulungan ombak yang terus bergulir silih berganti . tidak ada sepatah kata-pun yang keluar dari dalam mulutnya.

“Wae?. Kenapa tidak menjawabku?”

“Ehm- bukan seperti itu, maksudku. Aku hanya tidak ingin melakukan hal itu lagi” jawab Chaeyeon.

Chaeyeon terlihat mulai gugup. “Umm—bagaimana dengan Seohyun?” tanyanya tiba-tiba berusaha menenangkan situasi. Kyuhyun menoleh dan menatap gadis yang tidak melihatnya itu.

“Mwo?. Kau melihat berita-berita di TV itu?. Aigoo— mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak mungkin berkencan dengan Seohyun” jawab Kyuhyun seolah berusaha menjelaskan.

“Wae?. Kenapa tidak?. Bukankah kalian namja dan yeoja, lagipula hubungan sesama idola juga sudah tidak asing”

“Kau benar, tapi apa kau ingin aku kehilangan pekerjaanku gara-gara itu?.” Jawab Kyuhyun.

“Wae?”

“Kami memiliki peraturan tertulis dengan agency untuk tidak memiliki hubungan apapun selain teman dan sebatas rekan kerja dengan semua yang ada di dalam managemen. Haruskah aku menjelaskannya?. Tidak ada dan tidak akan pernah ada hubungan sesama artis SM Entertainment, staff.. trainer dan artis, staff dan artis, trainer dan trainer, dan sejenisnya, atau jika kami ingin menjadi bulan-bulanan CEO Kim, kami bisa melakukannya. Sayangnya aku malas jika harus berhadapan dengannya dan harus memberikan pernyataan. Kau tidak pernah mendengarnya dari manager hyung?” jelas Kyuhyun panjang lebar.

Chaeyeon menggeleng,“Begitukan?. Ah—aku tidak pernah mendengar apapun dari ajussi, lagipula tidak ada hubungannya sama sekali denganku.” Jawab Chaeyeon acuh.

“Mwoya. Lalu kenapa kau penasaran tentangku dan Seohyun?. Dan juga peraturan itu.”

“Apa?. Siapa yang penasaran dengan peraturan itu, kau menceritakannya sendiri padaku. Lagipula aku tidak penasaran denganmu dan Seohyun. Apapun yang kalian lakukan tidak ada hubungannya denganku”

Bibir Kyuhyun tertarik ke samping membentuk sebuah senyuman. “ Kau cemburu?”

Sontak Chaeyeon menoleh dan menatap Kyuhyun yang kini menunjukkan deretan gigi putihnya. “Yak!. Siapa yang cemburu.. memangnya siapa kau!. Aku hanya penasaran jika kau tahu banyak gadis yang menyukaimu dan kau dikabarkan dengan artis-artis cantik lainnya kenapa kau memintaku untuk melakukan semua hal bodoh ini. Kau ingin aku mati di tangan fansmu, hah?!” Chaeyeon kembali memalingkan wajahnya menatap laut. Ia menggigit bibir bawahnya.

“Kau tahu, aku tidak pernah ingin memintamu melakukan hal itu. Harusnya kau tahu bahwa aku melakukan itu semata karena aku hanya menginginkan dirimu terus berada dalam jangkauanku.” Chaeyeon terdiam menatap wajah dingin Kyuhyun yang terlihat putus asa meskipun namja itu tidak menatapnya saat ini. “Apakah tidak cukup pengakuanku padamu?. Atau kau ingin mendengarkannya langsung di hadapanmu. Aku- ”

“Cukup!” potong Chaeyeon. “Sepertinya semua sudah menunggu”

Dengan cepat Chaeyeon membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam kamar untuk bersiap, sementara Kyuhyun hanya tersenyum kecil dalam kefrustasiannya menghadapi sikap dingin yang diberikan Chaeyeon.

“Mencintaimu-” lirih Kyuhyu hampir tak terdengar.

Siwon, Chaeyeon dan juga Jeonsuk tiba dan bergabung bersama yang lainnya. “Aku akan membeli minuman, Chaeyeon-ah” pamit Jeonsuk pada Siwon dan Chaeyeon.

“Ah, oh—ya. Cepatlah kembali..”

“Arraseo..” jawab Jeonsuk.

Siwon terlihat memperhatikan hyung-hyungnya juga beberapa member SNSD yang berada di tepian pantai itu. Begitu juga Chaeyeon yang tanpa sengaja bertemu pandang dnegan Donghae yang juga berada di tengah lapangan voly. Donghae tersenyum begitu lembut dan mengerlingkan sebelah matanya, sementara Chaeyeon terlihat begitu gugup dan tersenyum canggung pada Donghae.

Ia masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi semalam. Hal yang membuatnya tidak bisa memejamkan matanya sama sekali saat kembali ke kamar hotelnya. Dan sekarang dia harus bertemu dengan sang tokoh utama dalam pikirannya semalam.

“Jeonsuk-ssi terlihat menarik” gumam Siwon, Chaeyeon menatap namja di sampingnya kaget.

“Mworago?. Oppa, dia tidak sebanding denganmu—”

“Wae—memangnya kenapa denganku?. Aku juga pria normal, tapi mungkin aku memang sedikit lebih tampan dari yang lainnya” Chaeyeon terkekeh mendengar jawaban Siwon. Baru kali ini ia mendengar hal tersebut dari Siwon.

“Ohoo—apakah semua idola menderita demam percaya diri akut?. Hahaha..” pertanyaan Chaeyeon tersebut sukses membuat Siwon tertawa lepas.

“Hahaha— sebenarnya aku tidak percaya diri, tapi karena Yesung hyung juga mengatakan hal yang sama padaku, jadi—aku rasa aku memang charming”

Chaeyeon terkikik geli melihat Siwon. “Geumanhae, oppa.. lagipula Jeonsuk sudah memiliki kekasih” jelasnya. Dan ia menatap Siwon yang juga menatapnya dengan bibir mengerucut.

“Ah!. Haruskah aku memaksanya untuk putus dnegan kekasihnya?”

“Mwo!, Yakk!, oppa!!!”

Mereka berdua tertawa dan terlihat akrab. Suasana pantai tidak begitu ramai, seolah hari itu tempat tersebut telah disewa untuk memberikan privasi pada Super Junior dan juga SNSD. Hal  yang menguntungkan bagi mereka semua yang seolah menjadi pemilik tempat tersebut.

Pandangan Chaeyeon tiba-tiba terusik pada sosok Kyuhyun yang duduk di tepi pantai dan terlihat tidak tertarik sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh hyung-hyungnya bersama gadis-gadis cantik dari Girl’s Generation tersebut. Namja itu tengah memainkan PSP berwarna putih yang sama persis dnegan yang ia miliki sebelum PSP lamanya itu rusak oleh Chaeyeon.

 

“Kau ingin menemaninya?” tanya Siwon yang mengerti kemana arah tatapan Chaeyeon.

“Eh?” Chaeyeon yang tersadar segera menepis pertanyaan Siwon. “Aniyo.. aku melihat anak-anak kecil itu. Mereka terlihat sangat bahagia” tunjuk Chaeyeon pada 2 orang anak lelaki dan seorang gadis kecil tengah bermain pasir tak jauh dari tempat duduk Kyuhyun. Gadis itu terlalu cerdas untuk menyembunyikan apa yang ia sedang rasakan saat itu.

“Ah, benar. Mereka terlihat sangat lucu— aku rasa akan sangat bagus jika kita mengabadikan momen mereka. Oh ya, aku lupa bahwa aku membawa kameraku.” Kata Siwon.

“Jinjja, uwaa.. oppa, cepatlah ambil dan kita memotret semua yang terjadi disini sebagai kenangan yang bagus.” Chaeyeon terlihat antusias sebelum tiba-tiba ponsel Siwon berbunyi.

“Oh, Chaeyeon-ah tunggu sebentar appa meneleponku.. ah—kau bisa mengambil kamera itu di kamarku, Kyuhyun tahu passwornya, mintalah dia mengantarkanmu” kata Siwon sebelum menerima telepon.

“Kenapa harus padanya—aish..”

“Karena Leeteuk dan juga Heechul hyung sedang sibuk dengan bola voly…” Siwon mengedikkan dagunya pada sosok Leeteuk dan juga Heechul di lapangan voly. Heechul juga berada di kamar yang sama dengan Siwon, sementara Leeteuk memang mengetahui semua password kamar hotel member untuk mempermudah pengawasan. Sedangkan Kyuhyun—

“Lagipula Kyuhyun baru saja menitipkan laptopnya di kamarku” Siwon tersenyum lembut dan memasang puppy eyesnya. Kartu mati untuk Chaeyeon.

Dengan terpaksa Chaeyeon mengiyakan. “ Arraseo—aku akan mengambilnya..” ia membalas senyum Siwon sebelum akhirnya melenggang menuju Kyuhyun. Tanpa Chaeyeon sadari ada seulas senyum kemenangan terukir di bibir Siwon.

Eunhyuk mengambil ancang-ancang bersiap melemparkan bola voli pantai yang ada di tangan kirinya–sementara Donghae, Leeteuk, Shindong, Sungmin, Hyoyeon, Yuri, Jessica, Heechul, Sunny dan juga Taeyeon telah bersiap pada posisi mereka masing-masing.

‘Bug..bug’

Hantaman bola yang menyentuh lengan tangan mereka terdengar begitu mencolok diiringi jeritan-jeritan para pemain yang terlihat sangat antusias, tapi tidak dengan Kyuhyun yang hanya duduk diam menyaksikan keasyikan member SNSD dan Super Junior itu.

“Ya! Ya!. Oppa tangkap!”

“Kyaaa!!!”

“Hyung!, awas kepalamu!. Ya!, hyung!!”

“Kyu, kau tidak main?” tanya Yesung yang hanya dijawab dengan gelengan kepala dari Kyuhyun.

“Bolehkah aku duduk di sini?” tanya sebuah suara tiba-tiba, Kyuhyun menoleh dan melihat sosok Jeonsuk yang tersenyum padanya.

“Silahkan-” jawabnya.

Jeonsuk menarik nafas perlahan, bukan karena ia gugup karena berada di tempat bahkan bisa sedekat ini dengan idolanya, melainkan ia begitu bingung haruskah menceritakan hal sepenting itu pada Kyuhyun. Jeonsuk sadar bahwa tidak seharusnya ia menceritakan tentang Chaeyeon itu, tapi setidaknya ia harus memiliki seseorang yang bisa menjaga Chaeyeon. Dan ia sadar, Kyuhyun memiliki perasaan yang tulus pada Chaeyeon.

“Sebenarnya ada yang ingin aku katakana. Tapi—”

Jeonsuk terdiam saat melihat Chaeyeon mendekat ke arahnya dan Kyuhyun. “Sepertinya tidak sekarang..” Jeonsuk mengedikkan kepalanya dan membuat Kyuhyun membalikkan tubuhnya.

“Apa aku mengganggu. Oh—kenapa kau ada disini?” Tanya Chaeyeon polos tertuju pada gadis yang duduk di samping Kyuhyun itu.

“A-aku..aku baru akan membagikan semua minuman ini pada yang lainnya dan Kyuhyun oppalah yang pertama terlihat olehku” jawab Jeonsuk mengacungkan satu kardus berisi minuman kaleng dingin juga satu kaleng minuman di tangan kanannya yang ia tujukan pada Kyuhyun.

Kyuhyun menerima sekaleng orange jus dari tangan Jeonsuk itu dan kini beralih memperhatikan Chaeyeon.

“Ah, begitu ya.. baiklah..”

“Waegurae?” tanya Jeonsuk.

“Aku ada sedikit perlu dengan Kyuhyun..ssi—” jawab Chaeyeon ragu. Jeonsuk mengerutkan keningnya, dan Kyuhyun hanya menatap Chaeyeon kecewa mendengar ada perubahan dari penyebutan namanya.

“Mwoya..mwoya.. kenapa ‘–ssi?”

“Ah  molla!. Yak, Cho Kyuhyun, Siwon oppa mengatakan padaku bahwa kau baru saja pergi ke kamarnya jadi kau pasti tahu kamar dan juga passwordnya. Antarkan aku ke kamar Siwon oppa untuk mengambil kamera” titah Chaeyeon. Kyuhyun masih tak bergeming.

“Shireo”

“Shireoyo?” Tanya gadis itu memastikan.

“Eo.. jika kau memanggilku dengan embel-embel ‘–ssi’, lakukan semuanya sendiri” tolak Kyuhyun.

“Arraseo, aku akan mengambilnya sendiri. Lebih baik aku meminta tolong pada Heechul oppa untuk membukakan kamarnya.”

“Ani..andwae… dia akan membunuhmu karena mengganggunya yang sedang bersenang-senang!” cegah Kyuhyun sambil melirik ke arah Heechul yang masih bermain voly pantai dengan hebohnya bersama yang lain. “Kajja, aku akan mengantarmu—”

Mereka berdua akhirnya pergi setelah berpamitan pada Jeonsuk. Suasana begitu hening, hanya derap langkah ringan mereka berdua dan suara deburan ombak yang terdengar begitu dominan.

“Chaeyeon-ah..” panggil Kyuhyun. Chaeyeon-pun refleks menoleh ke belakang.

“Hemm?”

“Kajja—” tiba-tiba saja Kyuhyun menarik tangan Chaeyeon seketika dan mengajak gadis itu berlari. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung memasukkan Chaeyeon ke dalam taxi dan meminta sang sopir untuk segera menjalankan mobilnya.

“Ya, eodiga!?. Kita mau kemana!” Tanya Chaeyeon yang masih syok dengan aksi Kyuhyun.

Kyuhyun hanya diam tak menggubris.

“Kau tidak mau menjawab!?. Arraseo, aku akan melompat!” ancam Chaeyeon, tapi tangan Kyuhyun dengan cepat mencegahnya.

“Andwae!. Ani.. hanya dengan cara ini aku bisa berbicara denganmu dan memiliki waktu berdua” jelas Kyuhyun yang mampu membuat Chaeyeon terdiam dan menuruti kemauannya.

Hampir satu jam berkeliling tapi Kyuhyun tak kunjung menentukan tempat kemana ia akan pergi. Sampai akhirnya..

“Maaf, sebenarnya kalian berdua ingin pergi kemana?” Tanya pria paruh baya yang duduk di balik kemudi.

Kyuhyun dan Chaeyeon saling berpandangan sesaat. “Bawa kami kemana saja..” jawab Kyuhyun.

“Tapi maaf, aku tidak bisa mengantar jika kalian tidak punya tujuan. Atau jangan-jangan kalian…” sopir taxi itu menatap Kyuhyun intens dari atas ke bawah.

“Wae?. Ajussi, apa kau tidak tahu siapa aku?. Kau pikir aku tidak punya uang untuk membayarmu?” tiba-tiba saja hal itu terpikirkan oleh Kyuhyun. Ia langsung merogoh saku celana belakangnya.

“Semuanya 85000 won”

“Kenapa sebanyak itu?. Bukankah kita hanya..” Chaeyeon menatap keluar jendela, tempat ini begitu sepi dan jauh dari pemukiman. “Kyuhyun-ah, aku rasa kita memang pergi terlalu jauh..”

“Sudahlah, kau tenang saja.. aku hanya butuh waktu untuk kita berdua bersama. Lagipula—”

“Wae?” tanya Chaeyeon yang melihat raut wajah Kyuhyun berubah.

Kyuhyun tak menggubris Chaeyeon. Ia terlihat sibuk merogoh setiap saku pada celana pendeknya itu.

“Ada apa, Kyu?”

“ A—ajussi.. Aku.. sepertinya aku lupa membawa dompet..” kata Kyuhyun polos.

“MWO!!!” sontak Chaeyeon dan sopir taxi itu memekik kencang menatap Kyuhyun.

“Yak, aku akan membayarnya nanti. Sungguh.. aku akan menelepon hyung-ku, eo?. Aku—”

“Turun!. Cepat turun kalian berdua!”

“NE???”

‘Brak!’

Taxi itu langsung melesat tepat saat Kyuhyun membanting pintunya dengan raut kesal begitu kentara tersirat di wajahnya.

“AISHH!. Bagaimana bisa dia menurunkan di tempat seperti ini. Apakah dia tidak tahu siapa aku!. Aihh!!. Taxi macam apa yang menurunkan penumpangnya ditengah jalan seperti ini. Harusnya dia tahu bahwa aku bisa saja menuntutnya!. Sudah kubilang aku akan membayarnya. Aku bisa saja memberikan 3 kali lipat dari harga yang dia berikan!. Sial!” omel Kyuhyun sementara Chaeyeon masih diam disampingnya.

“Lihatlah..lihat.. kau yang salah tapi masih sempat-sempatnya memarahi orang lain. Dasar, sama sekali tidak berubah” sindir Chaeyeon yang membuat Kyuhyun menoleh dan menatapnya tajam. Chaeyeon yang merasa dilihat oleh Kyuhyun-pun mendongak dan menatap namja itu begitu tenang.

“Wae?” tantang Chaeyeon. Kali ini gadis itu menaik nafas dalam dan tatapannya berubah.

“Ini semua salahmu!, dasar!. Kenapa kau tidak pernah berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak!. Yak!. Untuk apa kau membawaku pergi! Dan apa kau pikir sopir taxi itu adalah sopir pribadi yang bisa mengantarmu berkeliling tanpa tujuan dan tanpa dibayar!. Cih—tidak membawa dompet. Kau pikir itu bukan alasan yang kuat untuknya melakukan ini. Dasar bodoh, bagaimana bisa pergi tanpa membawa apapun..!. berlama-lama melihatmu bisa membuatku terkena serangan jantung.” Kyuhyun terdiam dengan wajah memucat melihat Chaeyeon yang terlihat begitu kesal.

“Ke-kenapa kau menyalahkanku— kita sama-sama menjadi korban..”

“Mwo?. Korban?. Jinjja~~ masih berani mengatakan itu!?. Daebaaaaak— kau ingin aku menyalahkan diriku sendiri yang kau tarik paksa. Akulah korbanmu, akuuuu!”

“Aihh— kenapa kau ini selalu saja berteriak. Yak—jika dengan cara ini aku bisa mendengar celotehan pedasmu itu lagi. Aku akan melakukan hal ini setiap hari agar kau selalu memperhatikan apa yang aku lakukan dan berbicara padaku~” tiba-tiba saja Kyuhyun memberikan jawaban yang begitu menyimpang. Chaeyeon tampak berusaha mencerna kata-kata Kyuhyun.

“Kau mau mati!”

“Sudahlah, sekarang lebih baik kita nikmati saja waktu kita ini. Hanya berdua, bukankah ini menyenangkan. Tidak ada pengganggu..”

Chaeyeon mengedarkan pandangannya ke sekitar tempatnya berdiri. “Kau benar— memang tidak ada pengganggu, bahkan tidak ada seorang-pun disini” gumamnya. “Aku ingin pulang—”

Kyuhyun-pun mulai menyadari bahwa tempat ini begitu sepi, tak ada seorangpun bahkan tak ada satupun mobil yang melintas. Chaeyeon melangkahkan kakinya menyusuri jalan, diikuti Kyuhyun di belakangnya.

“Kau tidak ingin bersantai dulu?” tanya Kyuhyun, ia menundukkan kepala dan memainkan kakinya di atas rumput hijau di tepi jalan itu.

“Shireo” jawab Chaeyeon yang tengah berusaha keraas berpikir apa yang harus mereka lakukan. Gadis itu melihat ke arah pantai yang berada di samping kanannya.

Kyuhyun mendongak dan menyadari pandangan Chaeyeon. “Ya, bagaimana jika kita ke pantai sebentar saja, berbicara disana sepertinya lebih menyenangkan… udaranya, suasananya yang begitu tenang, dan juga—”

Gadis itu seketika membalikkan tubuhnya, dan hampir saja Kyuhyun menabraknya andai saja namja itu tidak segera menoleh. “Shireoyo!!. Aku ingin kembali, cepat lakukan sesuatu. Ini semua ulahmu—”

Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal gusar, tiba-tiba matanya menangkap seseorang, ia melihat ke arah belakang Chaeyeon dan mendapati seorang gadis kecil bersepedah  ke arahnya dan Chaeyeon. Gadis itu terlihat membawa sekeranjang penuh bunga canola berwarna kuning cerah yang terlihat sangat indah. Ia tersenyum pada Kyuhyun. Chaeyeon yang menyadari tatapan Kyuhyun ikut menoleh.

“Annyeonghaseyo—”sapa gadis kecil itu.

“Oh.. annyeong~” balas Chaeyeon ramah.

“Ajussi.. eonni, apakah kalian mencari sesuatu?” gadis itu turun dari atas sepeda miliknya dan menatap Kyuhyun juga Chaeyeon bergantian.

“Mwo!, ajussi!, yak.. aku masih mudah, na oppa-ya.. oppa!!” protes Kyuhyun yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Chaeyeon.

“Mwoya, ajussi terlihat tua.. ah!. Apakah kalian menunggu bus?. Tidak ada bus yang lewat disini.. tapi kalian bisa menunggu di sana. Disana ada tempat berteduh untuk menunggu bus..” jelas gadis itu polos sambil menunjuk arah darimana ia datang.

“Oh, benarkah?. Lalu apa yang sedang kau lakukan?. Dimana ibumu?. Bagaimana dengan rumahmu, apakah jauh dari sini?” berondong Kyuhyun.

“Ne.. rumahku masuk ke dalam hutan disana. Aku baru saja memetik bunga-bunga ini dan merangkainya untuk eomma. Tapi aku membuat dua rangkaian. Dan eonni bisa memiliki ini” gadis itu menyerahkan seikat besar bunga kuning yang ia dapat pada Chaeyeon.

“Mwoya, kau memetik bunga sembarangan—aigoo, kau bisa ditangkap polisi—arrrgh!”

Teriak Kyuhyun saat kaki Chaeyeon sukses mendarat dengan kekuatan penuh pada kakinya.

“Sakit!!”

“Kau ingin aku melakukannya lagi?” ancam Chaeyeon, Kyuhyun menggeleng cepat.

Chaeyeon-pun dengan senang hati menerima bunga pemberian gadis kecil itu. “Huwaa—neomu gomawo~ Oh ya, kau menyukai bunga canola?”

“Ne, kata eomma.. bunga ini adalah bunga terindah yang pernah eomma lihat. Memiliki banyak fungsi dan juga sebagai simbol keindahan. Bunga ini akan bertahan lama di tepi pantai. Ah.. aku juga ingin menjadi seperti bunga ini. Tidak, tapi aku ingin menjadi seprti semua bunga. Mereka abadi, indah, tidak pernah menangis, dan merasa sakit.. meskipun suatu saat mereka akan mati..”

Chaeyeon hanya diam menatap gadis berusia tidak lebih dari 10 tahun itu kagum. Sementara Kyuhyun hanya menatap kedua gadis di hadapannya itu penuh tanya.

“Kau benar, bunga memang sangat indah dan mengagumkan.. meskipun pada akhirnya mereka juga akan mati, tapi mereka tahu bahwa pasti ada kehidupan berikutnya. Ah—ireumi mwoyeyo?”

“Song Hyesun ibnida—”

“Ah, Hyesuni… gomawo. Kau harus segera pulang, sepertinya hari ini mendung.” Kata Chaeyeon sambil mengelus rambut pendek gadis itu.

“Ne.. eonni, sampai jumpa. Ajussi juga, sampai jumpa~!” pamit gadis itu.

“Gomawo sekali lagi untuk bunganya—sampaikan salam kami pada eomma-mu” teriak Chaeyeon karena gadis itu mulai mengayuh sepedahnya menjauh.

“Sampai jumpa eonni!!. AJUSSI!!!!” balas Hyesun tak kalah kencang  dan membuat Chaeyeon kontan tertawa mendnegarnya.

“Yak!, neon!!. Aku Cho Kyuhyun!, kau tidak mengenalku!!. Yakk, jangan pergiii!!” teriak Kyuhyun tidak terima mendapat panggilan ajussi.

“Hahahahaha!!!. Sekarang aku benar-benar percaya bahwa anak kecil tidak pernah berbohong dan sangat jujur. Ah—sepertinya dia benar, kau memang sudah tua. Kenapa kau protes. hahaha” Kata Chaeyeon menyindir dan langsung melenggang pergi mendahului Kyuhyun.

“Yak!. Berhenti kau disana.. Yakk!!!”

Jeonsuk berlari ke arah pantai dan menghampiri Siwon yang tengah bercanda dan mengobrol bersama hyung dan dongsaengnya di tempat di tepi pantai. Siwon dan yang lainnya menyambut kedatangan gadis berambut sebahu itu dengan tatapan bingung.

“Jeonsuk-ssi.. gwaenchanhayo?” tanya Yesung, Jeonsuk menggeleng.

“Siwon oppa, apakah tadi oppa meminta Chaeyeon untuk mengambil kamera bersama Kyuhyun oppa?” tanya Jeonsuk to the point.

“Benar, dan sampai sekarang mereka belum datang. Aku juga menunggu mereka, dan sejak tadi aku tidak bisa menghubungi ponsel Kyuhyun. Sungmin hyung mengatakan Kyu tidak membawa ponselnya yang sedang di charge sejak semalam” jelas Siwon. Sekarang mereka semua mulai khawatir.

“Benarkah?. Aku sudah berkeliling tempat ini dan tidak menemukan mereka” jelas Jeonsuk terengah-engah.

“Hari sudah semakin siang dan mereka belum kembali. Dan sepertinya cuaca sedang tidak baik, hyung” kata Ryeowook.

“Mungkin mereka hanya berjalan-jalan di sekitar sini— jangan khawatir, mereka pasti baik-baik saja”

“Aku rasa merek—“

“Tunggu, nomor siapa ini?” kata Leeteuk tiba-tiba memotong kata-kata Jeonsuk..

Ia menekan tombol hijau pada ponselnya dan menempelkan ponsel tersebut pada telinga kanannya.“ Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo, oppa?. Naya~ Chaeyeon.. oppa bisakah mengirimkan seseorang kemari?. Kami terses—Yakkk! Cho Kyuhyun! apa yang kau la—”

‘Tuut…Tuut…Tuut..’

“Yeoboseyo?. Chaeyeon-ssi?. Ya—Chaeyeon-ah?. Yeoboseyo?. Lee Chaeyeon!?” Leeteuk mulai khawatir dan terus memanggil nama Chaeyeon.

Ia berusaha menghubungi nomor tersebut kembali. ‘The number you’re calling is—‘ kali ini hanya terdengar suara operator. Ia menutup telepon dan menatap member lainnya juga Jeonsuk.

“Aku rasa terjadi sesuatu dengan mereka.”

“Mwo!?” pekik mereka bersamaan.

“Bagaimana ini.. perasaanku tidak enak” kata Jeonsuk lagi.

Leeteuk terlihat gusar dan frustasi. begitu juga Donghae menatap member yang lain dan juga Jeonsuk khawatir. Tiba-tiba saja ia juga merasakan khawatir yang teramat sangat pada Chaeyeon dan dongsaengnya itu.

“Aku akan segera kembali..” pamit Donghae yang membuat semua menatapnya bingung.

“Mwoya, neo eodiga!?” tanya Heechul kaget. “Cepat susul dia—” pintanya pada Eunhyuk karena Heechul tahu bahwa mereka berdua sangat dekat.

“Eo, hyung..” Eunhyuk setuju, “Kau mau kemana, Donghae-ah!. Tunggu—”

Akhirnya Eunhyuk, Sungmin, dan juga Shindong berlari mengejar Donghae, meninggalkan Jeonsuk, Siwon, Ryeowook, Heechul dan juga Leeteuk yang tak kalah panik.

“Aku akan mencari informasi pada pihak resort..”

“Ne— kita saling menghubungi”

“Ne oppa” Akhirnya mereka semua berpisah dan saling mencari informasi

“Aihh.. kemana mereka berdua perginya— Kyuhyun pasti sudah melakukan sesuatu lagi” kata Leeteuk frustasi.

***

Cho Kyuhyun’s POV

Kami sudah berjalan cukup jauh dan tidak menemukan apapun. Benar apa yang dikatakan gadis kecil itu. Tidak ada apapun melintas. Hanya ada sebuah halte bus di tepi jalan, mungkin ini yang ia maksud dengan tempat berteduh.

“Chaeyeon-ah, lebih baik kita kesana, sepertinya itu halte yang dimaksud oleh gadis bunga tadi. Dan lagipula aku rasa sepertinya akan turun hujan” ajakku. Ia menengadah sesaat sebelum menatapku diam, tapi akhirnya ia melangkahkan kakinya mengikutiku.

Kami-pun memutuskan untuk berdiam sementara disini, mungkin nanti akan ada bus atau mobil yang melintas. Meskipun sekarang masih siang tapi cuaca tidak pernah bisa ditebak. Sialnya aku tidak membawa ponsel dan dompet. Hahh—benar, harusnya aku memang berfikir sebelum bertindak.

“Wae?. Menyesal telah melakukan ini?” suara itu membuatku tersadar. Aku menoleh pada Chaeyeon yang duduk di sampingku. Gadis itu memasang wajah dingin namun justru terlihat begitu menggemaskan. Aku merindukan ekspresi ini, sangat merindukannya.

“Tidak, aku tidak sepenuhnya menyesal jika akhirnya aku bisa mendapatkan waktu berlama-lama denganmu seperti ini” jawabku.

“Hahh—terserah kau saja-lah..”

Kulihat Chaeyeon meletakkan bunga pemberian gadis kecil itu di sampingnya dan ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah ponsel. Ia lantas terlihat sibuk dengan benda putih di tangannya itu.

“Jika tidak cepat kita tidak akan tertolong” gumamnya sambil melihat benda putih itu. Sesaat raut wajahnya menegang, tapi sepertinya dia sangat pandai menyembunyikan semua ekspresi yang ia buat. Tangannya kembali bergerak pada layar ponselnya,sepertinya menghubungi seseorang, tidak, dia tidak boleh melakukan ini. Aku masih ingin berdua saja dengannya. Sepertinya aku harus melakukan sesuatu.

“—oppa bisakah mengirimkan seseorang kemari?. Kami terses—“

Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya aku langsung merebut ponsel dalam genggamannya. Benar dugaanku, dia tak akan tinggal diam.

“—Yakkk! Cho Kyuhyun! apa yang kau la—“ dengan cepat kubuka ponselnya dan langsung mengambil baterai ponsel tersebut.

“Cho Kyuhyun, andwae!!!” teriak Chaeyeon semakin menjadi-jadi. Entah apa yang mendorongku hingga tanganku bergerak melempar benda tipis itu ke arah semak-semak tepat di belakang halte.

Kali ini aku menatap Chaeyeon diam, ada perasaan takut dalam diriku kalu saja dia akan melompat dan mencarinya kesana.

“Kau benar-benar gila!” umpatnya yang langsung berbalik dan berlalu menuju semak-semak tersebut.

Ouh tidak, gadis ini memang benar-benar tidak pernah mengerti apa yang aku inginkan. Dengan cepat kuikuti dirinya yang sudah mulai berkutat dengan rimbunnya tumbuhan.

“Hentikan..” cegahku, namun ia sama sekali tidak mendengarkanku. Aku yakin dia mendengarku, hanya saja..

“Hentikan, Lee Chaeyeon.” Kutarik tangannya tapi ia justru menepis tanganku kasar. Benar sekali dugaanku, hujan turun dengan cepat dan semakin deras. Gadis ini.

“Lee Chaeyeon!”

Chaeyeon menoleh dan kali ini ia menatapku dengan wajah dan rambutnya yang mulai basah. Tangannya sedikit gemetar dan matanya memerah, apakah aku membuatnya menangis?. Ia masih dalam posisinya tang berlutut.

“Wae?” tanyanya lirih.. dia tidak marah?.

“Mianhae..” sesalku. “Kemalilah ke halte itu, aku akan mencarinya untukmu..”

“Ani, kau tidak perlu melakukannya..” jawabku dan menariknya untuk kembali ke halte bus yang sebelumnya kami singgahi.

“Jeongmal mianhaeyo, aku tidak bermaksud melakukan ini” ujarku. Kulepaskan jaket yang aku kenakan dan memberikannya pada Chaeyeon. “Pakailah, aku akan mencarinya..”

Aku benar-benar gila sekarang. Baru beberapa meter kulangkahkan kakiku, tapi sebuah tangan mencengkram lenganku. Kurasakan tangannya bergetar, apakah dia kedinginan. Kuraih tangannya dan balas menatap wajahnya yang berubah memucat. Ada apa dengan gadis ini?.

“Tidak perlu, andai saja kau menemukannya-pun tidak ada gunanya. Aku tidak mengisi bateraiku semalam. Maafkan aku..” cih.. bukankah ini juga kecerobohan. Aku tidak tahu apakah dia bersungguh-sunggu dengan ucapannya atau tidak.

“Benarkah?”

“Eo..” dia mengangguk. “Bisakah kau tetap disini.. aku takut—” kata-kata itu membuatku terdiam. Apa yang dia takutkan?. Dia tidak pernah mengatakan bahwa ia takut pada hujan ataupun air.

“Baiklah..” ia menatapku sejenak kemudian tersenyum dan mendudukkan dirinya di atas bangku panjang yang ada di dekat kami, kulihat ia merapatkan jaket milikku yang ia kenakan dan mengangkat kedua kakinya untuk dia peluk.

“Aku.. benci dengan keadaan seperti ini” katanya tia-tiba. Kududukkan diriku disampingnya.

“Kau tidak menyukai hujan?” tanyaku tapi ia menggeleng sebagai jawaban.

“Lalu—”

“Tidak, aku hanya teringat sesuatu..”

“Apa itu?” kini aku semakin penasaran dengan jawabannya.

Chaeyeon menarik nafas dan mulai membuka mulutnya kembali. “Hari itu hujan juga turun seperti ini. Sangat deras. Dan jalan begitu licin” aku menatapnya semakin tak mengerti. “Semua terjadi begitu cepat.. pagar pembatas itu, semak-semak hijau itu berubah menghitam bercampur merah darah”

“Apa maksudmu?. Aku tidak mengerti..apakah—” tanyaku.

“Nae eomma ga.. situasi ini… semua terjadi seperti ini” Katanya dengan suara yang mulai bergetar.

“Geumanhae, Chaeyeon-ah.. jangan melanjutkannya” ptongku cepat sebelum ia mengeluarkan air matanya. Tapi seperti aku gagal karena ia sudah terlanjur membuka apa yang seharusnya tidak aku tuntut.

“Aku merindukannya, Kyuhyun-ah.. apa yang harus aku lakukan— aku ingin sekali bertemu dengannya. Ada apa denganku, kenapa aku merasa begitu dekat dengannya sekarang.. hiks.. eomma—”

Tangisnya pecah, seketika rasa sakit itu muncul dalam hatiku. Kenapa hatiku terasa sesak melihatnya seperti ini.

“Harusnya kami tidak pergi hari itu.. harusnya kami tidak pergi.. aku memang bodoh, ini semua salahku!. Andai saja aku tahu bahwa namja itu yang menyebabkan semua ini terjadi—” umpatnya yang langsung menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya.

“Namja?. Nuga?. Apakah namja yang kau maksud adalah namja yang bertemu dneganmu di Taiwan itu?” tidak ada jawaban darinya, yang ada hanya suara tangisnya yang terdnegar semakin pilu.

Kutarik tubuhnya hingga ia kini berbalik dan menatapku masih dengan wajah memerah dan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

“Mianhaeyo—” tanpa meminta persetujuannya kutarik dirinya ke dalam pelukanku. Hangat—aku merindukan tubuh ini, aroma tubuhnya. Semuanya. Chaeyeon tak membalas pelukanku tapi ia menenggelamkan kepalanya ke dalam tubuhku, dadaku terasa hangat. Aku rasa ia kembali menangis.

“Uljima—jebalyo.. jangan seperti ini.. kau akan membuat eommeoni bersedih. Jebalyo..”

Tangisnya semakin menjadi dan tanpa terasa airmataku ikut mengalir.

“Jeongmal museowo—” gumamnya tanpa henti.

“Tenanglah, aku ada disini, tak ada yang perlu kau takutkan. Maafkan aku, tidak seharusnya aku bertanya tentang itu.. maafkan aku” aku benar-benar merasa bersalah padanya karena ini.

Tangisannya melemah, tapi aku tak bisa melepaskan pelukanku karena kurasakan tubuhnya melemas dan masih terdengar suara sesenggukan di sana. Ternyata wanita yang telah melahirkan Chaeyeon ke dunia ini telah tiada..

Tunggu!. Hujan.. pagar pembatas.. semak-semak..Sial!.

Akupun langsung melepaskan pelukannya perlahan kemudian menatapnya yang memejamkan mata. Kuseka air matanya yang mengalir.

“Mianhaeyo, Chaeyeon-ah—” aku melompat menuju semak-semak untuk mencari baterai ponsel milik Chaeyeon, setidaknya dengan baterai itu kami memiliki bantuan meskipun mungkin hanya sekedar menghubungi seseorang untuk segera datang dan membawa kami kembali.

Dimana baterai itu… ah!.

Berhasil, aku berhasil menemukannya dan langsung kembali pada Chaeyeon. Ia kali ini menatapku begitu sendu dengan wajah pucat yang memerah.

“Aku terlihat bodoh, bukan?. Maafkan aku karena membuatmu merasa semua ini begitu berat. Harusnya aku tidak melakukan ini” kuraih kembali tangnnya dan memberikan baterai ponsel miliknya untuk ia pasangkan. Tapi ia hanya menatapku tanpa melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.

Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan padanya apa yang pernah ia alami bersama eomma-nya. Tapi aku rasa sekarang bukan saat yang tepat untuk itu atau aku akan menambah beban kesedihan dan ingatannya.

“Mianhaeyo—” lirihnya. “Tidak seharusnya aku melakukan itu padamu, seolah aku mempermainkan perasaanmu. Gomawo.. gomawo telah mencintaiku, Kyuhyun-ah. Bisakah kau terus seperti itu?” lanjutnya yang membuatku membeku. Dia—

***

Author’s POV

Chaeyeon dan Kyuhyun saling diam cukup lama. Kyuhyun masih dengan pikirannya yang begitu rumit dan tidak dapat memahami gadis yang ada di hadapannya itu.

“Bolehkah aku egois seperti ini?. Setidaknya dengarkan aku sekali saja sebelum semua tidak pernah terjadi.”

Kyuhyun tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Chaeyeon. Gadis itu sudah mengatakan apa yang ingin ia katakan meskipun tidak sepenuhnya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

“Mianhae karena kau bodoh, merepotkanmu dan oppadeul, membuatmu merasa begitu su—” Kyuhyun meraih wajah Chaeyeon dan menghentikan ucapan gadis itu dengan sebuah kecupan hangat selama beberapa menit yang cukup lama.

Chaeyeon hanya diam masih dengan mata terbuka lebar. Ini memang bukan pertama kalinya Kyuhyun melakukan ini, tapi perasaan ini berbeda. Atau mungkin karena kali ini ia benar-benar menyadari bahwa ia menerima ciuman ini dari orang yang sangat mencintainya dan ia juga memiliki perasaan yang sama.

Kyuhyun melepaskan ciumannya dan mengusap wajah Chaeyeon lembut. “Kau boleh melakukannya. Aku memberikanmu izin melakukan apapun padaku” Kyuhyun menarik Chaeyeon ke dalam pelukannya. Kini tangan gadis itu tanpa ragu bergerak perlahan membalas pelukan hangat Kyuhyun.

“Berhentilah mengatakan ‘Maaf’.. kau membuatku kehabisan kata” Kyuhyun berusaha mencairkan kembali suasana yang sempat canggung.

“Gomawo— untuk semuanya…” gumam Chaeyeon.

“Hahh~ harusnya kau melakukan ini sejak awal. Kau membuatku sangat cemas. Apa kau masih tidak percaya padaku, sudah kukatakan padamu aku akan menjagamu..” gumam Kyuhyun. Ia mempererat pelukannya.

“Gomawo telah mengembalikan oksigen dan separuh diriku..” bisiknya lirih, ia tersenyum dan tanpa disadarinya pula Chaeyeon tersenyum dibalik air matanya yang masih mengalir.

“Babo—” gumam Chaeyeon. “Bolehkah aku menjadi Elf?. Tapi aku tidak ingin seperti mereka yang ada di luar sana. Aku ingin menjadi Elf yang hanya bisa terlihat olehmu seperti yang ada di dalam fiksi. Elf dengan dress putih dan mahkota bunga..” kata Chaeyeon.

“Joha—tanpa kau meminta, kau adalah satu-satunya special Elf yang ada di hatiku. Jika ELF di luar sana mampu membuatku mencintai mereka melebihi apapun, kau adalah satu-satunya yang mampu membuatku rela melakukan apapun. Saranghae—”

“Nado.. nado saranghaeyo—”

Kyuhyun melepaskan pelukannya dengan hati-hati dan dan tersenyum lebar, tangannya bergerak merapatkan jaket yang ada di tubuh Chaeyeon agar gadis itu tidak merasa dingin dan tersenyum bahagia. Ia menyadari sesuatu saat sentuhan tangannya beralih pada pergelangan tangan kiri Chaeyeon. Gelang pemberiannya masih melingkar di tangan gadis itu. Ia tersenyum tipis.

“Kenapa tersenyum?. Kau dingin?” tanya Chaeyeon.

“Ani.. aku selalu merasa hangat saat di dekatmu.”

“Dasar bodoh..berhentilah membual..” gumam Chaeyeon yang tersenyum kecil dan menghapus air matanya dan dengan tangan masih bergetar ia memasangkan baterai ponsel miliknya.

“Kau tahu, eomma dan noona begitu menginginkanmu. Aku rasa aku harus bersaing dengan mereka”

“Mwoya, untuk apa?. Kau pikir aku barang yang bisa diperebutkan!”

“Memang tidak, karena aku tahu kau akan menjadi milikku.”

“Dasar, apakah penyakit idol-mu kambuh?. Aku bisa saja mendapatkan kekasih yang sangat keren. Umm—Yunho oppa juga tampan. Ah—atau.. setidaknya aku memiliki satu kandidat lain dalam hatiku” ujar Chaeyeon ringan yang sukses membuat Kyuhyun mendelik.

“MWO!. Arraseo aku akan pergi”

Chaeyeon hanya tersipu malu dan melihat Kyuhyun beranjak dari duduknya. Ia terdiam dan tersenyum dalam hati.

Haruskah ia merasa menjadi gadis yang paling bahagia karena mendapat banyak cinta dari semua orang yang ada disekelilingnya. Ia tersadar dan  menatap ponselnya yang hanya menyisakan 2 garis baterai tertinggal.

Tangannya bergerak cepat mengetikkan sebuah pesan pada salah satu nomor yang tadi sempat dihubunginya.

–          To: Teuki oppa~^^

‘Oppa, ma—’

Chaeyeon menyeka kembali air matanya setelah pesan terkirim dan saat sebuah pesan tiba-tiba masuk untuknya, namun belum sempat ia membuka pesan tersebut, suara Kyuhyun memecah keheningannya di tengah hujan.

Pria itu sudah berdiri di tengah jalan dan mengacung-acungkan tangannya. “Chaeyeon-ah!. Mobil, itu mobil..! sepertinya kita bisa segera kembali!”

Chaeyeon menoleh dan melihat siluet lampu mobil yang mengarah ke arahnya. Masih cukup jauh. Ia-pun berdiri, meraih bunga canola yang diberikah gadis bernama Hyesun padanya dan membuka pesan pada ponselnya saat ia teringat bahwa sebuah pesan belum ia sentuh..

From : +821637483910

–          Aku tahu dimana dirimu, orang terdekatmu akan kembali menerima kesakitan itu, nona Lee.. bersiaplah meneteskan air mata sebelum—

“Siapa dia.. apa maksudnya..” gumam Chaeyeon.

Chaeyeon membeku di tempatnya. Ia mendongak dan menatap Kyuhyun yang tersenyum dan melambaikan tangannya di tengah jalan pada mobil yang melaju cepat ke arahnya dan semakin mendekat. Kyuhyun tersenyum pada Chaeyeon tapi tidak dengan gadis itu.

Wajah Chaeyeon memucat saat melihat mobil tersebut justru semakin kencang ke arah Kyuhyun. Dengan cepat Chaeyeon berlari ke arah Kyuhyun saat mobil tersebut sudah sangat dekat dengan pria itu.

“Andwae!!!!. CHO KYUHYUUUUN!!!!!” Kyuhyun menoleh mendengar suara Chaeyeon dan mendapati gadis itu berlari ke arahnya.

Dengan sekali dorongan Chaeyeon mampu membuat Kyuhyun menghindar dari mobil yang bisa dengan mudah merenggut nyawanya itu.

‘BRAKK!’

“LEE CHAEYEOOOOONNN!!!!”

Seketika Chaeyeon terpental dan bunga canola yang ada di tangan kirinya terhempas hingga berhamburan dan bertebaran di sekitarnya, juga ponsel yang ia genggam rapat di tangan kanannya terlepas begitu saja. Mobil tersebut langsung melesat tanpa jejak menembus derasnya hujan yang masih tak mereda.

“Andwae.. Cha..Chaeyeon-ah..” dengan gemetar Kyuhyun menghampiri tubuh Chaeyeon yang tergeletak di tengah jalan bersama kelopak-kelopak bunga canola di sekitar tubuh gadis itu. Ia menatap ponsel Caheyeon yang menyala tepat di samping tubuh gadis itu. Pesan yang sempat dibaca Chaeyeon masih terbuka disana. Sebuah kalimat dalam pesan itu membuat Kyuhyun tercekat.

-… bersiaplah meneteskan air mata sebelum kau tidak akan bisa meneteskannya lagi. Karena aku akan menjadi dewa maut-mu kapanpun saja, Lee Chaeyeon..-

“Andwae!!”

Teriak Kyuhyun histeris. Mereka memang telah melewati hari yang cukup bahagia dan penuh senyuman hari ini atas sebuah pengakuan yang begitu memilukan, tapi mereka tidak pernah tahu hari seperti apa yang akan mereka lewati setelah hari ini berlalu.

“….. aku ingin sekali bertemu dengannya. Ada apa denganku, kenapa aku merasa begitu dekat dengannya sekarang.. hiks.. eomma—”

“bunga memang sangat indah dan mengagumkan.. meskipun pada akhirnya mereka juga akan mati, tapi mereka tahu bahwa pasti ada kehidupan berikutnya”

“Gomawo— untuk semuanya…”

“Aku ingin menjadi Elf yang hanya bisa terlihat olehmu seperti yang ada di dalam fiksi. Elf dengan dress putih dan mahkota bunga..”

-To Be Continue-

-PS: Tulisan merah adalah flashback ringan-

Akhirnya—this part terbayar. Panjang kah? Ah—terlalu panjang ya?. Jelek kah part ini?. Hanya tinggal beberapa part lagi, mohon sabar dan gomawo udah mau nunggu FF yang abal ini sekian lama~~huhuh—uuuu :* ‘deepbow

30 comments on “My ELF, I Love You!! (Part 14)

  1. Yahh haloo maaf ak baru bisa comment di part ini hehe
    Tolong dooong jgn bikin chaeyeon nya meninggal, kasian kan mereka baru sama2 ngungkapin, masa harus kepisah lagi?
    Itu yg nerornya siapa lagi? Hhhhh kasiaaan

  2. Kyaaaaaa..!!!! *histeris*
    Akhirnya dilanjut juga. Itu apaan seohyun, aish benar-benar orang itu! *geleng2 kepala*

    Mwo !! Chaeyeon dia dia dia___. O.o
    Astaga, apa jangan2 pria itu lagi?
    Author jangan buat Chaeyeon meninggal ya? Ya ya ya? 😀
    Kan kasian udah berpisah karena itu(?) dengan Kyuhyun. Baru melewati masa indah bersama Kyuhyun. Masa berpisah lagi?

    Part selanjutnya ditunggu nih..hehe ^^
    Fighting..!! ^.^p

  3. akhirnya setelah hampir setahun atau sudah setahun lamanya dilanjut juga wkwkwkw.

    lanjuytkan secepatnya thor! karna saya tidak bisa memprediksi kelanjutannya.

    jangan lama lama thor keburu lupa sama alurnya.

    saya suka loh sama ff nya ~

  4. astagaaaaa baru mampir ke blog ini dan ff favorite ku udh publish. Author-nim (?) aku menunggu lama ff yang ini. Sampe baca part sebelumnya 3x loh. Next part jangan lama-lama plis hehehe. Authornim hwaitinggggggggg

  5. Haiii kaakkk, kaka author atau apapun sebutannyaaa ituu, jebaaal lanjut next partnya, tapi jgn lama2 nge share nya*nangis guling2* ceritanya dr awal, konflik, semuanya dapet bgttt kaka author. Dan bener bgttt jdn bikin chaeyon nya meninggal. Kasian kyuuuu nanti dia frustasiiii, buat mereka sampe married thor^^ buat married life nya mereka kaya FF yg buat cerita ttg married life kyu sama pasangannya. Aku ngeringkas komen dr part 1 krn aku emang ga biasa komen distiap part-___- takut spam komen akunya, huahahaha. Mian kalo byk bgt komen aku, ditunggu bgt bgt bgt part selanjutnya-_- keep writing !!!!

    • Huaa…
      Makasih sebelumnya udah mau comment.
      Hehehe….. Ditunggu aja nextnya ya, author juga belum kepikiran bikin squelnya..hihi..

      Inspirasinya dtg tiba-tiba sih, jdi maaf juga yaa kalo FF ini mengecewakan…
      Sekali lagi makasih~^^ *deepbow

      • Hiii author,,,, sumppah jalan ceritanya gaketebak, daebak bgt !!! Aaaaa aku iri pada jeonsuk yg dicemburui olehhh siwon ku *plak* hahaha siapa yg nabrak? Apa shinwo? Apa dia gila karna chaeyeon ?-_-” kasian bgt si kyu udah seneng2 tapi mlh ngeliat hal yg bener2 nyesegin banget… Next chapter ya author I’m waiting 🙂

  6. Haiii kaakkk, kaka author atau apapun sebutannyaaa ituu, jebaaal lanjut next partnya, tapi jgn lama2 nge share nya*nangis guling2* ceritanya dr awal, konflik, semuanya dapet bgttt kaka author. Dan bener bgttt jdn bikin chaeyon nya meninggal. Kasian kyuuuu nanti dia frustasiiii, buat mereka sampe married thor^^ buat married life nya mereka kaya FF yg buat cerita ttg married life kyu sama pasangannya. Aku ngeringkas komen dr part 1 krn aku emang ga biasa komen distiap part-___- takut spam komen akunya, huahahaha. Mian kalo byk bgt komen aku, ditunggu bgt bgt bgt part selanjutnya-_- keep writing

  7. Akhirnya… chaeyeon bilang suka juga sama kyu ^^ aaa mereka so sweet thor
    tapi kenapa kebelakangnya sedih begini :””(((
    Keren ceritanya. Lanjut thor ^^

  8. annyeong author saya pendatang baru disini,maaf baru komen sekarang soalnya lagi keasikan baca ni ff dari part awal sampai 14 ini… kak ff nya daebak bikin nangis greget seneng semua jadi satu,oh ya kak semoga chaeyeon gak kenapa2 karna kecelakaan nya itu.. kasian kyuhyun oppa udah seneng karna pengakuan chaeyeon yg bilang kalo chaeyeon suka sm kyuhyun oppa eh da ja yg sedih ,smoga seohyun itu sdar klo chaeyeon sm kyuhyun itu sama2 cinta.. jdi biar dy tu gk ngrusak hbungan chaekyu.. greget gue sama seohyun

  9. Maaf ya thot baru koment di part ini.Huwwaaaaa Daebak ceritanya.Makin penasaran ni sama kelanjutannta,Ditunggu next part nya thor.Fighting ^^

Tinggalkan komentar