AFTER THE RAIN |Part 2|

Title                   :         After The Rain

Author               :         Ayumu Hasegawa (Jeany Lourina)

Pairing                :        yamatomaoki

Genre                 :         Romance

Maincast             :        Ikuta Toma , Aoki Aihara (Imagine by you) & Yamashita Tomohisa (Yamapi)

Another Cast      :        Inoue Mizuki

Aoki terlihat sedang mencari sesuatu di dalam lemari. Setelah dia berhasil menemukannya, Aoki mengambilnya dan  membersihkan debu-debu dengan mengibaskan tangannya.

“Buat apa kamu mengambil sweater itu lagi, Aoki?”, tanya seorang lelaki yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar.

“Oh, kamu buat aku kaget aja sih!  hmm aku hanya ingin memberikan sweater ini untuk teman baruku. Dia setiap hari melukis di pinggir pantai, pasti dia sangat kedinginan, jadi aku berfikir mungkin sweater ini berguna untuknya”, jelasnya panjang lebar.

Setelah Aoki selesei berbicara, lelaki itu hanya berucap,”baiklah”, lalu dia pergi dari depan pintu tersebut.

*^^^*

            Sama seperti pagi kemarin, Aoki menuju ke pantai pukul 9 pagi. Dia menunggu kedatangan Toma, duduk di kursi kayu menghadap ke arah pantai. Sambil memeluk sweater yang akan dia beri untuk Toma. Dia memperhatikan sweater itu, warna merah muda yang sangat soft pada sweater itu memberikan kenyamanan tersendiri. Benang-benang woll terjahit sangat rapi, begitu lembut. Pandangan Aoki teralih ke arah pantai, Aoki melihat anak-anak kecil sedang berlarian di tepi pantai, mereka terlihat sangat bersenang-senang, sepertinya sepasang dua anak kecil cowok dan cewek itu saling menyukai. Ah, lucu sekali melihat mereka berdua, pikir Aoki sambil tersenyum.

Terik matahari mulai menyengat kulit putihnya Aoki, dia mulai mengeluarkan keringat dari pelipisnya. Sudah terlalu lama Aoki menunggu di tempat ini, tetapi yang dinanti belum datang juga. Cuaca sudah terasa panas, Aoki tidak membawa jam tangan karena memang Aoki tidak suka memakai jam tangan. Dia merasa gelisah munggu Toma yang belum datang. Tapi Aoki yakin kalau Toma pasti akan datang kemari.

*^^^*

            Di lain tempat, seorang nenek terlihat sedang membantu mengarahkan seorang lelaki yang memasang lukisan di sebuah ruang keluarga.

“Ke kiri lagi, agak ke kiri sedikit, ke atas sedikit yang pojok atas itu. Nah, ah sudah pas tadi, jangan di geser-geser lagi. Nah, sudah sepeti itu saja”, nenek Toma mengarahkan penempatan lukisan itu di atas meja hias ruang keluarga rumahnya.

Lelaki itu segera turun dan tersenyum puas juga melihat lukisan itu terlihat sangat indah dari sudut manapun. Nenek mengucapkan terimakasih kepada lelaki tersebut dan lelaki itu segera pulang. Nenek tersenyum senang melihat suasana baru di rumahnya karena ada lukisan itu.

“Gimana ya reaksi Toma tau tentang ini, hahaha aku tidak bisa membayangkannya”, nenek senyum-senyum sendiri membayangkan apa yang akan terjadi.

*^^^*

            Kembali ke Aoki, Aoki sudah merasa ngantuk. Tapi dia ngga boleh tertidur di tempat seperti ini. Dua anak kecil yang sedari tadi di perhatikannya itu mendekat ke arahnya.

“Aku daritadi melihatmu sendiri disini, apa kamu sedang menunggu seseorang, ne-chan?”, tanya anak perempuan yang barusan datang itu.

“Oh iya aku sedang menunggu seseorang”, balas Aoki sambil mengelus rambut lurus anak perempuan itu.

“Maukah kamu main dengan kami, Ne-chan?”, kali ini anak kecil cowok itu yang bertanya sambil memainkan bola pantai di tangannya.

“Waah, mau main apa? Aku mau kok main bersama kalian”, Aoki senang di temani oleh dua anak kecil itu. “Eh tapi kita belum kenalan lho. Perkenalkan yah nama kakak Aoki Aihara, Aoki desu. Kalau nama kalian siapa malaikat kecil?”.

“Watashi wa Kanata Rizuki, Kana desu. Kochira wa Inoue Mizuki”, gadis kecil itu memperkenalkan diri dan temannya.

“Hai, Inoue desu. Yorroshiku ne”, bocah kecil itu menundukkan kepala.

“Yorroshiku onegaishimasu Kana-chan to Inoue-chan”, Aoki juga menundukkan kepala. Lalu mereka tertawa bersama.

Aoki dan Inoue saling menggelitik, mereka tertawa riang. Kana memperhatikan sweater yang berada di pangkuan Aoki.

“Ne-chan, sweater yang kamu bawa bagus sekali, suteki na~”, Kana memuji sweater yang di bawa Aoki.

“Arigatou, Kana-chan. Ini sweater buatan kakak sendiri”, ucap Aoki dengan lembut.

“Waaah aku mau dong Ne-chan, ibu aku tidak pernah membuatkan aku sweater sebagus ini”, Inoue ikut nimbrung dan memasang muka memelas.

“Atashi mo”, Kana juga mengharapkan sekali.

“Hehe baiklah, kakak akan buatkan sweater lagi untuk kalian. Tapi tidak sekarang yah. Kalau sweater ini buat teman kakak, kakak akan memberkan sweater ini untuknya”.

“Oohhh jadi ne-chan menunggu teman ne-chan yang itu?”, Kana mengerti arah pembicaraannya. Dia mengambil tempat duduk di samping Aoki, Inoue memilih duduk di bawah dan menghadap ke Aoki dan Kana.

“Iya, betul sekali. Tapi dia belum datang juga, apakah dia tidak melukis lagi ya hari ini?’, Aoki bertanya sambil menghadap ke langit.

“Melukis? Apakah ne-chan menunggu orang yang biasa melukis di tempat ini?”, Inoue bertanya antusias. Sepertinya dia mengenal Toma.

“Hai. Apakah kamu kenal dengannya?”, tanya aoki antusias juga.

“Oh tidak, aku hanya sering melihatnya melukis di tempat ini, tetapi aku tidak berani mendekatinya. Karena kata Okaasan kalau orang melukis butuh konsentrasi dan inspirasi yang kuat, jadi kita ngga boleh mengganggunya”,  Inoue menjelaskan panjang lebar.

“Haha Inoue-chan anak yang pintar yah? Iya memang begitu tapi kan kamu bisa menghampiri dia kalau dia sudah selesai melukis, Inoue-chan”.

“Aku selalu pulang lebih dulu sebelum dia menyelesaikan lukisannya. Jadi aku tidak pernah bertemu dengannya”, ujarnya sambil bermuka sedih.

“Apakah pelukis itu pacarnya Ne-chan? Hayoo ngaku!”, tebak Kana-chan yang membuat Aoki kaget dan langsung tertawa.

“Hahahaha bukan bukan, dia hanya teman kakak saja, lagian kita juga baru kenal kemarin”, jelasnya sambil tersenyum-senyum.

“Pasti Ne-chan menyukainya, asyiik Ne-chan lagi jatuh cinta, buktinya Ne-chan memberi sweater buatan Ne-chan sendiri untuk dia”, goda Kana semakin membuat Aoki tertawa. Inoue juga ikut tertawa.

“Kana-chan, dia hanya teman kakak, kakak menyukainya sebagai teman, itu saja, haha sok tau nih”, ujarnya sambil menggelitik perut Kana. Inoue juga ikut menggelitik Kana, jadinya mereka semua tertawa bersamaan dengan suara deburan ombak di siang yang terik itu.

Setelah sekian lama mereka bergurau bersama, kemudian seorang wanita berumur 30an tahun menghampiri mereka, Inoue langsung berlari ke arahnya dan memanggilnya.

“Okaasan”, teriak Inoue sembari memeluknya. Wanita itu tersenyum dan memeluk Inoue. Kana juga menghampiri wanita itu.

“Okaasan, dia Aoki, teman baru kami disini”, ucap Inoue memperkenalkan Aoki. Aoki berdiri dan tersenyum padanya. Wanita itu hanya tersenyum pada Aoki.

“Ne-chan, aku dan Kana pulang dulu, ya. Besok kita main-ain lagi yuk”, pamit Inoue pada Aoki.

Aoki tersenyum, “Oke”, ucapnya sambil membentuk lingkaran dengan telunjuk dan ibu jariya.

“Ja mata”, ucap Inoue dan Kana bersamaan sambil melambaikan tangan mereka.

“Ja~”, balas Aoki sambil melambaikan tangannya juga.

Kana, Inoue dan ibunya semakin terlihat menjauh. Aoki kembali kesepian lagi. Hari terliat sudah mulai gelap, sepertinya ini sudah sore hari, pikirnya.

Aoki sudah putus asa, dia memutuskan kembali kerumahnya, dia juga merasa lapar sedari tadi belum makan.

Aoki berjalan pulang sambil menunduk, dia menjadi sedih karena Toma tidak datang. Tiba-tiba terdengar suara langkah lari seseorang dari kejauhan. Saat Aoki menghadapkan muka ke depan, dia melihat Toma di depannya. Toma terengah-engah karena dia baru saja berlari.

“Aoki”, panggil Toma sambil ngos-ngosan.

“Toma? Kenapa kamu lari-lari?”, tanya Aoki bingung.

“Aoki, maafkan aku, aku daritadi juga merasa kalau kamu menungguku disini. Hari ini aku ada panggilan di kota, mereka memesan lukisanku lagi, jadi aku mengantarnya. Hontou ni gomen, Aoki”, jelas Toma sambil memohon maaf.

“Ung~ daijoubu Toma-san”, ucap Aoki tenang.

“Kamu dari tadi nungguin aku? Sejak kapan?”, tanya Toma antusias.

“Oh tidak kok, baru saja”, balasnya berbohong. Aoki terlihat gelisah.

“Tidak mungkin, jujurlah padaku, apa kamu menungguku dari pagi? Jawab jujur! Aku mohon”, mohon Toma sambil memegang kedua bahu Aoki.

Aoki terlihat semakin gelisah, dia menunduk tidak berani menatap Toma. Aoki juga semakin memeluk erat sweater yang akan diberinya untuk Toma. “Ung~ iya, aku menunggumu dari pagi tadi, Toma”, jawabnya jujur dan tetap menunduk.

Toma melepas pegangannya di bahu Aoki, dia menepuk kepalanya dan merasa bersalah. “Aaargghh, gomen gomen gomen Aoki-chan, sedari pagi memang aku merasa ada yang ganjal, rasanya aku pengen banget ke pantai, ternyata memang kamu menungguku, bodohnya aku”, Toma seakin menyalahkan dirinya.

“Daijoubu Toma-san, aku tidak apa-apa, tadi ada anak-anak kecil yang menemaniku, jadi aku tidak merasa kesepian”, ucapnya menenangkan Toma.

“Hontou ni? Syukurlah kalau begitu. Aku benar-benar merasa bersalah padamu, Aoki”.

“Tidak masalah, Toma-san”, Aoki tersenyum sangat manis pada Toma. Toma juga membalas senyumannya.

Setelah sekian lama mereka saling diam. Toma bertanya sesuatu lagi.

“Aoki, mengapa kamu menungguku dari tadi? Apakah ada hal yang penting? Ngga mungkin banget kamu bela-belain tungguin aku kalau ngga ada hal penting yang ingin kamu sampaikan”, tanyanya mendetail.

Aoki terlihat semakin malu saat Toma menanyakan hal itu. Tapi dia harus memberikan sweater itu pada Toma. “Ano~ Toma-san, aku menunggumu disini karena aku mau kasih ini ke kamu”, jelas Aoki malu-malu, dia menyerahkan sweater yang dari tadi di peluknya kepada Toma.

“Sweater?”, heran Toma. Dia menerima sweater itu dan mengamatinya.

“Iya, ini sweater untukmu. Sweater ini bisa kamu pakai kalau kamu sedang melukis di pantai”.

“Arigatou na~”, ucapnya senang. “Apakah sweater ini buatanmu sendiri?”.

“Iya, sweater ini aku buat sendiri”, ujar Aoki malu-malu.

“Hontou ni arigatou, Aoki-chan. Aku janji akan memakai sweater ini tiap aku melukis di pantai ini”.

“Doita, Toma-san”, Aoki merasa sangat senang karena pemberiannya di hargai.

Toma memperhatikan sweater itu sambil tersenyum. Aoki puas melihatnya. Lalu, Aoki teringat kalau hari sudah mulai gelap.

“Toma-san, ini sudah mulai petang, aku mau pulang dulu, yah”, pamitnya.

“Aku akan mengantarmu juga, sekalian aku ingin tau rumahmu”, Toma menawarkan diri.

“Boleh saja”, ucap Aoki menyetujui.

Mereka berdua jalan bersamaan. Toma tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya saat ini, dia terus tersenyum.

“Oh iya Toma, alamatmu dimana? Aku juga ingin berkunjung kerumahmu”, tanya Aoki.

“Rumahku di gang 2 blok A nomer 18. Kunjunganmu akan selalu ku tunggu, Aoki-chan”, Toma semakin semangat.

“Ohihi baiklah lain kali aku akan kerumahmu”.

Mereka terus berjalan. Saat hampir sampai di rumah Aoki, mereka melihat mobil besar terparkir di samping rumahnya. Di sebelahnya ada seorang lelaki melihat ke arah mereka juga.

“Aoki”, panggil lelaki itu menyuruh Aoki datang padanya.

“Yamapi?”, Aoki menghampiri lelaki itu dengan tersenyum.

Mereka sedang berbincang sesuatu, Aoki menunjuk Toma, sepertinya Aoki memperkenalkan Toma pada lelaki itu. Lelaki itu hanya melihat Toma sekilas lalu kembali mengatakan sesuatu pada Aoki. Aoki terlihat kelupaan sesuatu, dia menepuk jidatnya, dan terlihat tergesa-gesa. Dia kembali ke Toma dengan terburu-buru.

“Toma-san, gomen, sepertinya sampai sini saja kamu mengantarku. Aku ada urusan, aku harus berangkat sekarang. Ja mata~”, ujarnya sambil terburu-buru.

“Daijoubu, Aoki. Sebaiknya kamu berangkat sekarang. Gomen juga ya”, balasnya sambil melambai ke Aoki. Aoki memang sudah berbalik dan masuk ke mobil itu. Mereka berlalu dan sekarang hanya ada Toma di tempat ini.

Toma juga berjalan ke arah gubuknya dan mengambil mobil pick upnya. Dia pulang juga. Sesampainya di rumahnya, Toma memakirkan mobilnya di garasi kecil samping rumahnya. Lalu dia masuk kerumahnya, melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu.

“Ittekimasu”, Toma masuk dan berjalan memasuki rumahnya. “Aaaaaaaaaaaaa~ Obaachan~”, teriak Toma kaget melihat lukisan yang terpasang di tembok ruang tengahnya itu.

“Obaachan? Obaachan? Kenapa lukisan ini ada disini?”, Toma bingung sendiri.

Nenek terlihat keluar dari dapur dan langsung tertawa.

“Hahahahahaha, Toma, nenek ingin lukisan ini menghiasi ruang tengah kita, biar gak polos aja gitu kelihatannya, gimana? Bagus kan?”, goda nenek pada Toma. Toma semakin bingung, tapi sejujurnya nenek benar juga, Toma juga merasa ruang tengah ini semakin indah. Merasa sesuatu gitu yah.

“Baiklah, tersera Obaachan saja”, Toma pasrah. Dia segera beranjak dari tempatnya, tapi nenek mencegahnya.

“Apa lagi itu, Toma? Sweater ?”, tanya nenek menanyakan sweater yang di bawa Toma.

“Obaachan, tau ngga?”.

“Engga”.

“Iih dengerin dulu Obaachan! Ini sweater….”, ucapan Toma terpotong oleh nenek.

“Oh begitu”, ujar nenek berpura-pura memasang muka polos tapi langsung tertawa juga.

“Obaachan, belum selesai ih, ini sweater dari Aoki, dia membuatnya sendiri untukku. Istimewa kan?”, lanjutnya kembali bergembira.

“Waaah, bagus sekali, ini juga sweater yang bagus. Aoki benar-benar baik, yah. Sepertinya dia menyukaimu lho~”, goda nenek lagi.

“Amiin Allahuma Amin, hehe”, balasnya sambil tertawa.

“Eh, kamu sudah tau rumah dia belum?.

“Ooh udah dong, tadi aku mengantarnya pulang, tapi tidak sempat masuk kerumahnya. Dia sedang terburu-buru, katanya ada urusan. Dia tadi pergi bersama kakaknya”.

“Kakak? Dia tinggal dengan kakaknya? Cewek apa cowok?”.

“Cowok kok. Tadi aku sempet dengar namanya Yamapi, dia ganteng banget loh, Obaachan. Obaachan pasti naksir, wkwk”, goda Toma.

“Haha nenek mau kalau dia naksir nenek”, mereka lama-lama malah ngelantur. Canda tawa mereka sampai gak berhenti-berhenti. Hari ini adalah hari paling indah, pikir Toma.

*^^^*

TO BE CONTINUE

OTANJOUBI OMEDETOU INOO KEI!!

Author : Jeany (Ayumu Hasegawa)

Genre  : comedy

Cast     : Hey! Say! JUMP (All memba), , Okaasan of (Inoo, Yamada, Daiki), Keiri (Inoo’s sister)

Jeng…Jenggg….!!! inilah FF J-pop buatan temenku Jeany.. gomawo Jeany-ah * Chu~ ini Fspecial Birthday For HSJ Inoo 😀

Happy Reading semuanya..!! ^^

…………………………………………………………………………………………………

20 juni 2011 :

JENG!!JENG!! hari ini adalaaaahhh…….HARI INOO SEDUNIA. Tepatnya sih tanggal 20 juni sampai hari ulang tahunnya tanggal 22 juni. HAI!! Tentunya Ayumu dan memba Hey! Say! JUMP yang lain sudah membuat rencana ini jauh-jauh hari, tanpa sepengetahuan Inoo lhoo~ hehe. Di mulai dari pagi ini, setiap pagi hari, Inoo selalu menelpon Yabu untuk membangunkannya, dan hal ini selalu sukses bukan. Naaah~ pada hari Inoo sedunia ini, Yabu tidak akan mengangkat telpon dari Inoo. Inoo sebel setengah mati karena telpon ke-100 kalinya tidak ada yang di angkat satupun. Jadi, Inoo berpikir mungkin Yabu sudah bangun dan dia sedang mandi. Rencana Yabu agar semakin membuat Inoo kesal yaitu, dia mengirim sms untuk Inoo yang isinya .

Inoo-chan~

Aku sudah bangun dan aku sedang sibuk di pagi hari ini

sampai 2 hari kedepan, jadi jangan kamu menelponku lagi!

Hmm, sejujurnya kasihan juga sama Inoo karena Yabu terlalu kejam, uuhh~. Inoo benar-benar dibuat sebel olehnya, dia sakit hati sih, tapi dia memakluminya. Inoo jadi tak berani mengganggu Yabu sedikitpun. Inoo berpiir, sudahlah lupakan Yabu, masih ada memba yang lain. Nah target kali ini adalah Hikaru. Setiap senin keluarga Hikaru selalu mengundang Inoo untuk makan pagi dengan menu favorit Inoo yaitu savory egg made by Hikaru’s Mom. Nah senin pagi ini dia tidak mendapat panggilan dari Hikaru, padahal hari ini entah mengapa Inoo ingin sekali memakan telur buatan mama Hikaru. Dan Inoo pun mencoba menelpon Hikaru. Telpon sudah tersambung, dan beginilah percakapan mereka,

Inoo                 :           moshi moshi, Hika-chan?

Hikaru :           hai, dou shite Inoo-chan?

Inoo                 :           ano~ bagaimana dengan hari senin biasanya? Ahh maksudku

kegiatan hari ini antara aku dan kamu.

Hikaru             :           ha ? emang ada apa ? aku tidak mengerti maksudmu.

Inoo                 :           ung! Seperti biasanya. Acara makan-makan itu (memalukan).

Hikaru             :           oh itu, gomen ne Inoo-chan. Okaasan hanya membuat sedikit
Read More